Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Putih yang Menjadi Raja

12 Januari 2019   21:05 Diperbarui: 12 Januari 2019   21:12 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pusing mikirin tema minggu ini, kepikiran nulis tentang kenapa latar belakang putih begitu mendominasi pada produk fotografi. 

Sebagai pendukung tulisan ini, saya coba survei kecil-kecilan tentang produk foto yang ada di jagat maya, pertama coba menginstall satu aplikasi e-commerce,  kemudian melihat laman-laman e-commerce baik lokal ataupun global, mengunjungi blog-blog yang menulis review tentang suatu produk(yang bukan menampilkan foto produk sebagai konten wajib semat, alias mengambil foto produk sendiri). Hasil dari survei tersebut coba saya bikin infografiknya seperti dibawah ini. Walaupun tanpa metode ilmiah hanya berdasarkan asumsi semata, namun sepertinya bisa memberikan gambaran sedikit, yah walupun tidak bisa dipertanggung jawabkan tentunya.

Persentase,
Persentase,
Dari semua foto produk yang terlihat putih sebagai latar belakangnya, 60 persen produk foto telah menghilangkan BG (background) aslinya dan menggantikannya dengan putih(alter), dalam artian entah BG aslinya itu sudah berwarna putih atau bukan. 30 persen foto diunggah dengan alpha channel (tidak ada latar belakang alias transparan). Sisanya 10 persen tidak berubah (BG aslinya memang putih).

File type, alignment
File type, alignment
Jenis tipenya, 62 persen adalah JPEG, 29 persen adalah PNG dan sisanya webp. Di atas kertas PNG yang support alpha channel lebih baik dari Jpeg untuk hasil akhir yang kemudian diunggah tayangkan pada internet namun masih kalah dalam persentase, mungkin karena untuk menghasilkan hasil akhir PNG dibutuhkan perangkat lunak yang serius (sudah pasti berbayar) untuk mengolah gambar. 

Webp ini juga sangat menjanjikan sepertinya, karena bisa seperti JPEG(lossy compression untuk hasil akhir yang sangat kecil besar filenya) ataupun lossless (tanpa kompesi), dan juga support alpha channel. 

Tapi kenapa hanya sedikit yang memakai, mungkin karena kebanyakan media sosial hanya bisa menggunakan 2 file type, jpeg dan PNG. Jadi perkembangannya sedikit tersendat, nasibnya bisa sama seperti JPEG 2000, jalan ditempat. Berbeda dengan saudaranya file type pada format video WebM yang mulai banyak beredar (hmm, apa mungkin karena youtube memakai ekstensi WebM).

tes file type
tes file type
WebP sangat kecil besarnya file
WebP sangat kecil besarnya file
Window 7 yg saya pakai tentu saya belum support webp untuk thumbnail-nya, jadi mustahil bisa menampilkan gambar pada file explorer, tidak tahu jika win 10 sudah native support, untuk itu saya harus install codec agar dapat terlihat dalam thumbnail. Begitu juga dengan perangkat lunak pengolah gambar yang saya gunakan belum support webp, alhasil harus install sebagai plug-ins

webp sudah dapat digunakan
webp sudah dapat digunakan
Infografik yang terakhir, datanya diambil dari e-magazine adv, karena tidak mungkin bisa melihat proses before/after suatu produk foto.

Lalu, kita lanjut kemudian..... Kenapa Putih?

Pertama, karena hal ini. Simplicity

Simplicity
Simplicity
Karena esensi sederhana dalam ranah fotografi adalah hal yang paling penting, Simplicity disini berarti about clarifying your message by excluding useless details. Dengan menggunakan BG putih tentu saja, pesan(produk foto disini) akan bisa tersampaikan dengan jelas, tidak peduli apakah kita look at, see, ataupun watch dalam melihatnya(jadi ingat dulu kawan saya yang guru bahasa inggris menjelaskan 3 arti/makna 'melihat' dalam English). 

White BG
White BG
Alasan pertama ini kurang kuat dalam membuat kita membuat BG putih, berarti BG netral(abu-abu), hitam ataupun warna solid lainnya bisa juga digunakan. Bg blur(bokeh)  juga bisa berarti.

Jadi alasan kedua, adalah Clean and Like Pro.

Walaupun terlihat sederhana foto dengan latar belakang putih mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena dibutuhkan kamera/lensa yang berada dalam kondisi prima, kotoran pada sensor, jamur atau fog pada lensa akan jelas berdampak pada hasil foto, bercak ataupun yang lebih parah timbul haze(kabut putih tipis) pada hasil akhir bisa terjadi bila kita tidak berhati-hati melihat kelemahan kamera/lensa kita. Kedua, dengan putih yang bersifat sangat memantulkan kembali cahaya, tanpa perencanaan yang matang tentang konsep/tata letak, pencahayaan yang matang, mustahil hasil akhirnya seperti yang kita harapkan. 

Namun bila kita bisa mengatasi semua hal tersebut, maka hasil yang di dapatkan adalah 'bersih' dan terlihat seperti para profesional(karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi). 

White on white
White on white

Salah satu alasan mengapa tingkat kesulitan cukup tinggi adalah seperti foto diatas ini, tidak mudah melihat kekurangan  karena dominasi warna putih. Untungnya ada satu cara untuk mempermudahnya. Istilahnya dengan menggunakan bantuan curve adjustment layer .

Bantuan untuk retouching white BG
Bantuan untuk retouching white BG

Caranya: buat satu curve adjustment layer , lalu bentuk masing masing channel RGB seperti dibawah ini.

Curve adjustment layer
Curve adjustment layer

Jika belum cukup juga maka lanjut alasan ketiga, Color are true.

Dengan menggunakan latar belakang putih maka tidak akan takut salah warna, karena warna adalah segalanya pada produk foto yang paling ditakuti oleh fotografer adalah warna meleset, warna produk yang difoto harus terlihat seperti warna aslinya. Color constancy sangat tidak dimaklumi.

Seperti foto dibawah ini, pada bagian bawah jam, berwarna merah akibat pantulan alasnya yang memang berwarna merah.

Perhatikan bagian bawah jam, terlihat merah
Perhatikan bagian bawah jam, terlihat merah
Belum cukup juga, lanjut ehm... Menghemat

Tanpa ada props tambahan, tanpa model, lokasi yang berarti menambah pengeluaran, BG putih memimimalkan pengeluaran.

Produk Jeans
Produk Jeans
Foto diatas akan jauh lebih murah dari pada foto yang dibawah, sewa model, juga untuk HTM lokasi tertentu yang diinginkan.

prambanan-2-recovered-copy32-copy-5c39ead1ab12ae36953a2c56.jpg
prambanan-2-recovered-copy32-copy-5c39ead1ab12ae36953a2c56.jpg
Menghemat waktu juga.

Table top
Table top
Dengan menggunakan table top yang mumpuni, seperti foto diatas. Puluhan item pun bisa terselesaikan masih dengan hitungan menit. 

Lanjut berarti menghemat waktu after post juga, bayangin kalo harus edit BG. Karena file foto biasanya ada ratusan bahkan sampai ribuan. Seperti foto diatas, diambil dengan tanpa BG, jika kemudian setiap foto diharuskan diubah menjadi BG putih, hmmm jika ada ribuan yah.... maaf, kayaknya ada invoice baru deh :D.

Ini contohnya
Ini contohnya
Masih belum cukup juga.

Ini yang terakhir, White BG adalah standar dari foto industri e-commerce, walaupun saya tidak menemukan bukti catatan. Namun ada satu hal penting yang bisa saya temukan. https://www.amazon.com/gp/help/customer/display.html?nodeId=200109520

Amazon Image Requirements
Amazon Image Requirements
Disana jelas-jelas tertera, Backgrounds must be pure white (RGB 255,255,255).  

Yah mungkin semua itu telah ditakdirkan begitu, jadi apa boleh buat heehehe....

Saya sendiri bukan yang pemuja White BG, tapi saat ada tuntutan untuk itu yah kita harus ikuti aturan maennya bukan?

Black and white
Black and white
Black, neutral, white
Black, neutral, white
Kelemahan

Walaupun raja, tentu bukan datang tanpa kekurangan. Yang bisa saya coba telusuri adalah;

Pertama, Boring. Yup membosankan karena seperti itu. Banyak yang mengemukakan alasan ini. Bisa dipahami sih.

Warna dikit ah
Warna dikit ah
Kedua, Dunia instagram


Saya perhatikan, dengan semangat kepo. Produk yang ada dalam dunia instagram yang lebih mendapatkan atensi adalah jenis lifestyle, produk dengan latar belakang putih jauh lebih sedikit yang njempolin. Ini cuma IMHO, tidak tahu dengan hasil penjualan sih.

Semoga tulisan santai ini bisa memberikan sedikit pencerahan kenapa produk foto dengan latar belakang putih itu merajai layar monitor atau gawai kita.

*Semua foto dok pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun