Pusing mikirin tema minggu ini, kepikiran nulis tentang kenapa latar belakang putih begitu mendominasi pada produk fotografi.Â
Sebagai pendukung tulisan ini, saya coba survei kecil-kecilan tentang produk foto yang ada di jagat maya, pertama coba menginstall satu aplikasi e-commerce, Â kemudian melihat laman-laman e-commerce baik lokal ataupun global, mengunjungi blog-blog yang menulis review tentang suatu produk(yang bukan menampilkan foto produk sebagai konten wajib semat, alias mengambil foto produk sendiri). Hasil dari survei tersebut coba saya bikin infografiknya seperti dibawah ini. Walaupun tanpa metode ilmiah hanya berdasarkan asumsi semata, namun sepertinya bisa memberikan gambaran sedikit, yah walupun tidak bisa dipertanggung jawabkan tentunya.
Webp ini juga sangat menjanjikan sepertinya, karena bisa seperti JPEG(lossy compression untuk hasil akhir yang sangat kecil besar filenya) ataupun lossless (tanpa kompesi), dan juga support alpha channel.Â
Tapi kenapa hanya sedikit yang memakai, mungkin karena kebanyakan media sosial hanya bisa menggunakan 2 file type, jpeg dan PNG. Jadi perkembangannya sedikit tersendat, nasibnya bisa sama seperti JPEG 2000, jalan ditempat. Berbeda dengan saudaranya file type pada format video WebM yang mulai banyak beredar (hmm, apa mungkin karena youtube memakai ekstensi WebM).
Lalu, kita lanjut kemudian..... Kenapa Putih?
Pertama, karena hal ini. Simplicity
Jadi alasan kedua, adalah Clean and Like Pro.
Walaupun terlihat sederhana foto dengan latar belakang putih mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena dibutuhkan kamera/lensa yang berada dalam kondisi prima, kotoran pada sensor, jamur atau fog pada lensa akan jelas berdampak pada hasil foto, bercak ataupun yang lebih parah timbul haze(kabut putih tipis) pada hasil akhir bisa terjadi bila kita tidak berhati-hati melihat kelemahan kamera/lensa kita. Kedua, dengan putih yang bersifat sangat memantulkan kembali cahaya, tanpa perencanaan yang matang tentang konsep/tata letak, pencahayaan yang matang, mustahil hasil akhirnya seperti yang kita harapkan.Â
Namun bila kita bisa mengatasi semua hal tersebut, maka hasil yang di dapatkan adalah 'bersih' dan terlihat seperti para profesional(karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi).Â
Salah satu alasan mengapa tingkat kesulitan cukup tinggi adalah seperti foto diatas ini, tidak mudah melihat kekurangan  karena dominasi warna putih. Untungnya ada satu cara untuk mempermudahnya. Istilahnya dengan menggunakan bantuan curve adjustment layer .
Caranya: buat satu curve adjustment layer , lalu bentuk masing masing channel RGB seperti dibawah ini.
Jika belum cukup juga maka lanjut alasan ketiga, Color are true.
Dengan menggunakan latar belakang putih maka tidak akan takut salah warna, karena warna adalah segalanya pada produk foto yang paling ditakuti oleh fotografer adalah warna meleset, warna produk yang difoto harus terlihat seperti warna aslinya. Color constancy sangat tidak dimaklumi.
Seperti foto dibawah ini, pada bagian bawah jam, berwarna merah akibat pantulan alasnya yang memang berwarna merah.
Tanpa ada props tambahan, tanpa model, lokasi yang berarti menambah pengeluaran, BG putih memimimalkan pengeluaran.
Lanjut berarti menghemat waktu after post juga, bayangin kalo harus edit BG. Karena file foto biasanya ada ratusan bahkan sampai ribuan. Seperti foto diatas, diambil dengan tanpa BG, jika kemudian setiap foto diharuskan diubah menjadi BG putih, hmmm jika ada ribuan yah.... maaf, kayaknya ada invoice baru deh :D.
Ini yang terakhir, White BG adalah standar dari foto industri e-commerce, walaupun saya tidak menemukan bukti catatan. Namun ada satu hal penting yang bisa saya temukan. https://www.amazon.com/gp/help/customer/display.html?nodeId=200109520
Yah mungkin semua itu telah ditakdirkan begitu, jadi apa boleh buat heehehe....
Saya sendiri bukan yang pemuja White BG, tapi saat ada tuntutan untuk itu yah kita harus ikuti aturan maennya bukan?
Walaupun raja, tentu bukan datang tanpa kekurangan. Yang bisa saya coba telusuri adalah;
Pertama, Boring. Yup membosankan karena seperti itu. Banyak yang mengemukakan alasan ini. Bisa dipahami sih.
Saya perhatikan, dengan semangat kepo. Produk yang ada dalam dunia instagram yang lebih mendapatkan atensi adalah jenis lifestyle, produk dengan latar belakang putih jauh lebih sedikit yang njempolin. Ini cuma IMHO, tidak tahu dengan hasil penjualan sih.
Semoga tulisan santai ini bisa memberikan sedikit pencerahan kenapa produk foto dengan latar belakang putih itu merajai layar monitor atau gawai kita.
*Semua foto dok pri