Mohon tunggu...
Gevin Rifauldy
Gevin Rifauldy Mohon Tunggu... Relawan - seseorang Mahasiswa UPI Jurusan PGSD

seseorang yang suka belajar banyak hal, selalu cinta allah SWT dan selalu suka melakukan hal-hal yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tim Relawan COVID-19 di Kabupaten Cirebon

25 Juni 2020   15:55 Diperbarui: 25 Juni 2020   16:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah virus Corona atau Covid-19 hingga kini masih menjadi sorotan dunia termasuk Indonesia. Pemerintah dan otoritas setempat pun segera melakukan langkah pencegahan penyebaran dengan mengantisipasi adanya dampak yang lebih luas. 

Banyak juga imbauan yang dikeluarkan terkait pencegahan penyebaran Virus Corona atau Covid-19 ini, di antaranya dengan menjaga kesehatan, menerapkan social distancing dan membiasakan hidup bersih dan sehat. Virus ini masuk ke Indonesia setelah pertama kali muncul pada Desember 2019, terdapat dua orang dinyatakan positif terjangkit virus Corona atau Covid-19 pada Februari lalu.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan virus Corona COVID19 sebagai pandemi. Menurut WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia. Namun, ini tidak memiliki sangkut paut dengan perubahan pada karakteristik penyakitnya. suatu wabah sebagai pandemi artinya WHO memberi alarm pada pemerintah semua negara dunia untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah maupun menangani wabah corona COVID19. Hal ini dikarenakan saat sebuah pandemi dinyatakan, artinya ada kemungkinan penyebaran komunitas terjadi.

WHO telah menetapkan Virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemi global. Indonesia sendiri menetapkan penyakit itu sebagai bencana non-alam. Percepatan penanganan Covid-19 ini berdasarkan pada Pasal 50 UU Nomor 24 tahun 2007. Pasal tersebut mengatur, "Dalam hal status keadaan darurat bencana ditetapkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan badan penanggulangan bencana daerah mempunyai kemudahan akses yang meliputi: a. pengerahan sumber daya manusia; b. pengerahan peralatan; c. pengerahan logistik; d. imigrasi, cukai, dan karantina; e. perizinan; f. pengadaan barang/jasa; g. pengelolaan dan pertanggung jawaban uang dan / atau barang; h. penyelamatan; dan i. komando untuk memerintahkan sektor/Lembaga".  Kini, dunia termasuk Indonesia kian menyoroti mengenai upaya pencegahan dan penyembuhan dari wabah virus Corona atau Covid-19.

Mengingat hal tersebut saat awal pandemi ini menyebar ke indonesia, pada tanggal 2 April 2020 kota dan kabupaten cirebon dinyatakan sebagai zona merah yang harus waspada dalam pandemi Covid-19 ini. Dengan adanya hal tersebut kota cirebon pun langsung menerapkan kegiatan pencegahan Covid-19 seperti melakukan belajar di rumah secara daring, menerapkan social distancing, membiasakan mencuci tangan dan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona sesuai dengan anjuran pemerintah. Selanjutya dengan adanya anjuran pemerintah tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNBD) Cirebon langsung melakukan kerjasama dengan mahasiswa dan organisasi Taruna Siaga Bencana (TAGANA) yang berasal dari KEMENSOS sebagai tim relawan Kab. Cirebon, untuk menggalangkan pembuatan Gerakan Nasi Bungkus (GASIBU) dengan diadakannya Dapur Lapangan Gugus Tugas Covid-19 di Kabupaten Cirebon (Kodim 0620 Sunan Gunung Jati, Kab.Cirebon). Nasi bungkus tersebut akan dibagikan kepada warga dan petugas posko pencegahan covid-19 di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Cirebon. Biasanya pembagian ini akan dilakukan oleh "Tim Relawan Jabar Bergerak" yang dibuat oleh bapak gubernur bapak Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. selain oleh jabar bergerak biasanya dibagikan olen TNI, POLRI dan sebagian desa.

Kegiatan Relawan ini, mahasiswa bersama tim TAGANA dari KEMENSOS membuat nasi bungkus sekitar minimal 200 box per harinya dan terkadang sampai 500 box nasi apabila diminta oleh pemerintah desa setempat. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan tim TAGANA  itu bekerjasama dalam memasak makanan, ada yang memotong sayuran, memotong cabai, membuka bungkus mie, mencuci sayuran, memasak di penggorengan, membuat dus nasi, mengisi dus nasi dengan makanan yang sudah matang dan lain sebagainya. Sebenarnnya pada kegiatan masak ini tergantung dengan lauk pauk yang akan dimasak untuk isi nasi box tersebut. Dan untuk lauk pauk nasi box itu berbeda-beda tiap harinya, kadang lauknya itu telur, mie goreng dan tempe oreg. Terkadang juga ayama goreng, mie goreng dan tempe. Jadi untuk lauk pauk nasi box itu selalu berbeda-beda tiap harinya sesuai dengan budget dan bahan-bahan yang disediakan. Tetapi untuk lauk pauk yang selalu ada seperti telur, mie dan tempe. Oleh karena itu dengan lauk pauk yang berbeda-beda dapat menghindari kebosanan seseorang dalam memakan nasi box tersebut. Gerakan Nasi Bungkus (GASIBU) ini, bertujuan untuk membantu masyarakat yang perekonomiannya terdampak pandemi Covid-19. Dengan adanya hal itu dapat membantu memutus mata rantai penyebaran virus corona sampai ke akar-akarnya.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Ini dia dokumentasi video saya saat menjadi tim relawan di Dapur Umum Covid-19 Kabupaten Cirebon.

Untuk teman-teman jangan lupa like, Comment and Subscribe ya channel youtube aku. Terimakasih!


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun