[caption id="attachment_178276" align="aligncenter" width="359" caption="Sejarah Adalah Sekarang 6"][/caption] Bulan Maret adalah bulan film Nasional dan sudah menjadi kebiasaan bagi DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) untuk mengadakan program pemutaran film dan diskusinya di Kineforum (Taman Ismail Marzuki). Hampir setiap harinya diputar film-film gratis dan donasi. Umumnya film-film yang diputar adalah film-film Indonesia masa lalu tetapi juga sudah merambah pada film-film Indonesia masa kini. Berikut jadwal lengkap yang akan diselenggarakan sepanjang 15 - 31 Maret 2012. Pemutaran film akan diadakan di tiga tempat, yaitu Kineforum, Studio 1 XXI Taman Ismail Marzuki, dan Subtitles Dharmawangsa (ruang Almodovar dan Imago), sedangkan pameran dan beberapa diskusi diadakan di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki. Untuk kontak, peraturan menonton, dan informasi donasi, silakan kunjungi situs web Kineforum dan Subtitles. Dan dahsyatnya !! Anda bisa menonton 3 film layar lebar secara gratis secara berturut-turut. Tetapi untuk lebih pastinya, pastikan anda melihat jadwalnya disini : http://kineforum.org/web/ ATAU : http://filmindonesia.or.id/post/bulan-film-nasional-2012-jadwal-lengkap#.T29JOoE8Krw Rasanya agak terlambat saya memposting acara ini, tetapi karena banyak kompasioner memposting tentang The Raid, jadi saya pikir why not saya juga memposting acara semacam ini. Sehingga penonton menyadari bahwa di bulan ini, mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat film-film Jaman Dulu yang mereka rindukan bahkan mungkin sama sekali belum pernah mereka tonton/dengar. Sekaligus mereminder kembali masyarakat tentang acara ini . Suatu waktu akan saya bahas film-film lama Indonesia dalam postingan berjudul : Asyiknya Nonton Film Jadul. Scene. 1 PERKENALAN : Saya masih ingat, perkenalan saya dengan film 3 Dara-pun berasal dari acara ini. Bahkan melalui acara ini, saya merasa bangga dengan sejarah perfilman nasional kita yang terlanjur dicap sebagai film-fiilm yang berkonotasi negatif dan panas (esek-esek). Padahal saat menonton film-film di acara ini, nampak jelas bahwa film-film Indonesia itu sangat kaya tema dan mendalam secara kritik sosial/pesannya. Dan meskipun ada film-film yang ditampilkan dalam format hitam putih semacam 3 Dara / Darah dan Doa, tetapi keasyikan untuk menikmati cerita, akting, detail setting kuno, artis masa lalu dan lain-lain, memberikan rasa yang ga bisa dikalahkan bahkan oleh film Hollywoood terbaru sekalipun. Eksotisme Indonesia dan nostalgia masa lalu negara kita sangat membius saat melihat film-film ini. Entahlah, apakah karena saya terlahir di era 80-an sehingga masih ada ikatan dengan masa lalu Indonesia semasa Orde Baru. Berbeda halnya dengan anak-anak remaja yang lahir tahun 90-an, mereka mungkin jauh lebih terpisah dengan sejarah film-film masa lalu. Saya bersyukur bahwa saya masih bisa menikmati tayangan-tayangan masa lalu semacam Losmen, Srimulat, ACI (Aku Cinta Indonesia) ataupun film-film Indonesia era 80-an yang didominasi Warkop. Ini semua memupuk kerinduan saya terhadap film-film lama Indonesia dan akhirnya membawa pencarian saya pada film-film lama Indonesia di acara ini. Jatuh cinta saya bertambah lagi, saya melihat film Gatotkaca, Darah dan Doa, Film-film Teguh Karya (Wajah Seorang Lelaki, Badai Pasti Berlalu dll), Film-film Wim Umboh dll. Ternyata biarpun ini adalah film-film masa lalu dengan gaya / teknis film yang mungkin bagi anak muda sekarang kalah jauh dibandingkan Transformer dll, tetapi konten dan "soul"-nya masih bisa dinikmati jika kita mau membuka diri dan pikiran untuk belajar melihat betapa kayanya keragaman film Indonesia. Sc. 2 PERCONTOHAN : Misalnya saja : Dahulu saat diputar film-filmnya Nya Abbas Atjup yang kelihatannya menyuguhkan komedi semata, ternyata memiliki pesan sosial sangat dahsyat. Besar di era "gegar budaya" dimana saat Indonesia sudah melewati masa-masa kemerdekaan dan beranjak menjadi makmur, kemakmuran itu justru menghasilkan kaum kapitalis di negeri Indonesia sendiri, sehingga budaya Barat makin menguasai dan menggeser budaya Timur. Dahulu budaya keraton/ninggrat sekarang bergeser pada budaya Nyonya Besar/Majikan dan babu/kelas buruh. Ia-pun menggarap ini dalam 3 seri film layar lebar yang menyindir kondisi ini dengan menampilkan pertentangan antara strata sosial/kelas dalam film ini : Inem Pelayan Seksi 1,2 dan 3. Begitu juga Ikshan Lahardi dengan filmnya CHIPS (Warkop) yang masih menunjukkan kecerdasan Warkop dalam memerankan film-film bercorak komedi sosial, kritik terhadap cara menanggulangi masalah sosial di masa itu. Dan kalau mau jujur, problema yang ditampilkan dalam film-film itu, masih up to date dengan masa kini, karena toh.. film tak lepas dari budaya masyarakatnya dan film-film itu juga yang turut membentuk masyarakat kita, sebagai media pembawa pesan secara massal dan pembentuk kebudayaan. Buat anda yang tertantang dengan film-film garapan anak muda Indonesia dengan pemikiran yang ga kalah "nyeleneh" dibandingkan filmmaker luar, silahkan menikmati film-film garapan Edwin (Babi Buta Yang Ingin Terbang). Meski berdonasi tetapi apa yang anda berikan sangat menghargai dan membantu beliau untuk terus berkarya, karena siapa lagi yang menghargai dan mendukung film nasional jikalau bukan kita. Berikut beberapa film yang bsia anda tonton : MANUSIA 6 JUTA DOLLAR, IQ JONGKOK, BUDAK NAFSU, SI DOEL ANAK MODERN, SI MAMAD, ATHEIS, YANG MUDA YANG BERCINTA, BABI BUTA YANG INGIN TERBANG, FILM-FILM DOKUMENTER, dll Selamat menonton, duduk yang tenang, selamat bernostalgia atau selamat membuka wacana baru.. !! (Salam.. Action !! Getto 26-03-2012) BERIKUT PENGUMUMANNYA : Dewan Kesenian Jakarta dan Kineforum mempersembahkan : Sejarah adalah Sekarang 6 Bulan Film Nasional 2012 15-31 Maret 2012 Pemutaran Film | Diskusi | Pameran Poster | Konser Musik | Bazaar Komplek Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No.73 - Jakarta Pusat, Tlp: 021 - 3162780 Info lengkap kunjungi : http://www.kineforum.org Twitter : @kineforum | Facebook : Kineforum THE END
