Mohon tunggu...
Gatot   "Jendral" Subroto
Gatot "Jendral" Subroto Mohon Tunggu... lainnya -

Asisten Sutradara 1, Penulis, Penggemar Foto, Aktor (Coboy Junior The Movie 1 dan 2, Slank Ga Ada Matinya, Tak Kemal Maka Tak Sayang, 7 Misi Rahasia Sophie, 3 DARA, SKAKMAT, BEST FRIEND FOREVER - tayang 2016, PETAK UMPET MINAKO - tayang 2016) yang terus belajar untuk menulis dan berkarya untuk sesama.\r\n\r\nFB : dream_catcher2015@yahoo.com\r\nBlog : http://takketik.blogspot.com/\r\nTwitter : @gatot_winner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Kartini Paper: Surat Cinta untuk Kartini

14 April 2016   16:31 Diperbarui: 14 April 2016   16:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda tertawa sekarang ? Silahkan saja.. itu hak anda kok. Karena itu sebelum saya beranjak lebih jauh, sebagian dari anda mungkin mulai berkata, saya mengada-ada saja, cari-cari kesamaan alias cocokologi. Buat saya sih bukan begitu melihatnya, terlepas adanya unsur ketidaksengajaan terbentuknya korelasi ini, tapi sebuah film seringkali lahir dari keadaan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Contoh saja, dahulu saya sempat mau menulis review untuk film The Raid 1 dimana saya melihat korelasi antara film itu sendiri dengan keadaan Indonesia pada masa itu.

The Raid 1 sendiri bercerita bagaimana sekelompok aparat penegak hukum terlatih menyerbu apartemen terlantar yang diyakini tempat bersembunyinya para penjahat. Satu persatu penjahat mereka lumpuhkan hingga akhirnya mereka sendiri terjebak, sehingga terjadilah istilah ini “the hunter become the hunted”. Kini keadaan berbalik, satu demi satu para aparat penegak hukum ini dibunuh dan tercerai berai, diserbu dari berbagai arah dalam keadaan bingung.

Uniknya, saat film ini ditayangkan (2011), Indonesia pada masa itu sedang dihebohkan dengan upaya penggembosan internal KPK. Setelah sebelumnya KPK getol menangkapi para koruptor satu demi satu, keadaan tiba tiba berbalik. Satu demi satu pimpinan KPK terlibat masalah dan dijebloskan ke dalam penjara. KPK seperti kehilangan legitimasinya sebagai badan penegak hukum terpercaya sehingga muncul istilah yang namanya Corruptor Fight Back dan SAVE KPK yang sebenarnya adalah upaya penyelamatan KPK itu sendiri ketimbang masalah cicak vs buaya. Lagipula lawan sesunguhnya dalam The Raid 1 sendfiri tak lain adalah para rekan sesame penegak hukum yang kotor atau korupsi.

Dan kala film ini dirilis, momennya bersamaan dengan semakin memanasnya kondisi KPK setelah ketua KPK Antasari Azhar dihukum penjara, juga permasalahan KPK melawan kepolisian karena mereka hendak menyelidiki kasus korupsi di kepolisian. Peristiwa yang menyeret 2 petinggi KPK ke pengadilan Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto. So, buat saya ini sudah cukup untuk menjelaskan keterkaitan film The Raid 1 dengan KPK. Kisah tentang aparat penegak hukum yang begitu bersemangat mengalahkan satu demi satu lawannya, tanpa ia sadari, lawannyapun mempersiapkan jebakan yang lebih fatal. Lebih buruknya, ia harus berhadapan dengan lawan-lawan yang juga berasal dari kelompok yang berlabel sama dengan dirinya. Sayangnya review ini belum sempat saya tuliskan dikarenakan kegiatan suting. Begitulah ceritanya…

 

KARTINI PAPER DAN PANAMA PAPER

Kembali pada keterkaitan film Surat Cinta Untuk Kartini dengan Panama Paper, apa yang saya sajikan masih merupakan keterkaitan bersifat analogi, kalau boleh ditarik, ia menjadi makna yang tersaji atau terbaca. Pembaca sudah bisa melihat dasar keterkaitan antara film ini dengan kasus panama paper. Untuk dapat menyentuh pada masa kini, makna makna ini tidak bisa hadir sebagai korelasi saja, tetapi juga menjadi makna yang dituju alias pesan-pesannya. Dan diharapkan pesan-pesannya masih up to date. Karena itu marilah kita bergeser kepada pesan-pesannya.

PERANG GAGASAN DAN DATA

Kartini terkenal karena surat surat serta tulisannya dan tanpa surat surat itu, bisa jadi hari ini kita tidak akan mengenal Kartini apalagi hari Kartini. Menurut sejarahnya, setelah Kartini meninggal, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911.

Berikut saya kutip sebuah tulisan tentang respon terhadap tulisan Kartini:

Pemimpin redaksi De Echo di Jogjakarta saat itu sampai minta ortunya Kartini biar mau nulis buat rubrik khusus. Koran-koran Belanda itu ngemis tulisan Kartini. Kartini sering nolak. Sampai-sampai ia harus pake anonim “Tiga Saudara” kalo nulis lho...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun