Mohon tunggu...
anton sb
anton sb Mohon Tunggu... Freelancer - biasa yang terbiasa

hanya bisa menuangkan rasa lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Boleh, Kupanggil Beliau Bapak Kebebasan Pers Indonesia

12 September 2019   01:07 Diperbarui: 12 September 2019   01:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com (Habibie dan Pilpres 2019)

Duka mendalam terasa seantero nusantara, sang maestro yang banyak memberi tinta emas Indonesia. Dikenal akan kejeniusanya serta kemampuan membaca cepat situasi yang dihadapinya. Tak hayal dapuk kepemimpinan pernah diserahkan padanya. 

Jasa yang ia goreskan bagi perubahan Indonesia bukan hanya tentang mengudara pesawat buatan Indonesia, tapi kala RI 1 dipundaknya begitu banyak warisan perubahan indahnya demokrasi yang kita rasakan. 

Dari kebebasan menyalurkan aspirasi, bank sentral independen Indonesia , membuat acuan masa jabatan Presiden, serta kebebasan Pers yang menjadi momok tampuh kekuasan sebelumnya.

"Visioner", pribadi yang pantas beliau sematkan. Seperti tahu akan kebutuhan bangsa kedepan, salah satunya kebebasan pers yang sebelum dapuk kekuasaan diembannya seperti hayalan semata.  23 September 1991 Undang-undang Pers nomor 40, beliau cetuskan. 

Hari kemerdekaan pewarta untuk mempublikasikan semua yang nyata.  UU Nomor 40 Tahun 1991 inilah menjadi regulasi Pers, tonggak kebebasan yang menghapuskan undang-undang sebelumnya. 

Sang "visoner" itu tahu begitu vitalnya peran pers sebagai jembatan demokrasi di Indonesia. Membelenggu pers adalah bom waktu demokrasi yang maju, pengawasan media massa oleh pemerintah masa lalu bukan jurus jitu untuk kemajuan negeri ke arah yang benar. 

Seolah bertopeng kemakmuran tetapi terjerumus ke hancuran. Sang "visioner" sadar itu bukan jalan demokrasi yang benar. Melalui kebebasan pers masyarakat dapat mengetahu apa saja yang dilakukan pemerintah, sehingga masyarakat menjadi proaktif (check and balance) terhadap kinerja pemerintah.

Jika aku boleh, ku pangil beliau Bapak kebebasan Pers Indonesia. Terimaksih sumbangsih atas negeri pertiwi, negeri yang kau cintai dengan segala mimpi yang mungkin  belum seutuhnya bisa bapak wujudkan. Selamat jalan Bacharuddin Jusuf Habibie.. Bapak Kebebasan Pers bagi negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun