Mohon tunggu...
Ges Saleh
Ges Saleh Mohon Tunggu... Buruh - Menulis supaya tetap waras

Bercerita untuk menasihati diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jelek!

25 Agustus 2020   09:30 Diperbarui: 28 Agustus 2020   20:14 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pak, apa aku ini jelek?” tanya Anto pada bapaknya. Bocah itu berdiri di muka pintu. Ia tampak kesal.

Sang bapak yang sedang ditugasi menjaga warung kelontong depan rumah, terkejut. Tips dan trik ujian CPNS yang sejak tadi dipelajarinya mendadak buyar semua.

“Kamu kenapa sih, To? Pulang sekolah bukannya salam, cium tangan, malah mencak-mencak!” protes sang bapak.

“Kata teman-teman di sekolah, mukaku jelek. Orang-orang sepanjang jalan pulang juga tertawa melihatku. Berbisik-bisik, kemudian cengengesan. Apa benar aku jelek, Pak?”

Sang bapak memperhatikan muka anaknya. Bingung sebentar, baru kemudian paham permasalahan anaknya. “Iya, To. Kamu memang jelek,” kata sang bapak dengan nada prihatin.

“Tuh, betul kan. Aku jelek,” lirih Anto. Mukanya ditekuk.

Ruangan kecil yang penuh dengan aneka barang itu semakin sesak karena Anto. Ia mengambil tempat di depan karung beras. Duduk bersandar padanya dengan lutut didekap. Sang bapak mengambil minuman dingin yang paling murah di kulkas dan memberikannya pada Anto.

“Ini nggak adil, Pak. Kenapa ada orang yang dibikin jelek kaya aku? Kenapa nggak semua dibikin ganteng saja atau jelek semua sekalian?”

“Justru itu nggak bagus,” kata sang bapak sambil mencolok sedotan ke kotak berisi minuman dingin. Punyanya lebih mahal sedikit dari Anto.

“Nggak bagus gimana, Pak? Kan supaya nggak ada lagi yang iri-iri.”

“Kalau orang di dunia ini ganteng dan cantik semua, persaingan kerja makin sengit. Pengangguran makin banyak gara-gara nggak ada lagi pekerjaan di bidang kecantikan. Nggak ada lagi pabrik sabun pemutih kulit, pabrik krim anti jerawat, pabrik bedak wajah, dokter bedah plastik, ahli kecantikan. Bahkan artis-artis yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik itu jadi pengangguran karena konsep ganteng dan cantik sudah nggak ada lagi. Coba pikir?” kata sang bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun