Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kehancuran Black Brothers Akibat Agenda Politik

17 Juni 2013   06:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:55 17767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_249308" align="aligncenter" width="613" caption="Personil Black Brothers dari Papua (Foto : hageeowaa.blogspot.com) "][/caption]

Masih akrab di telinga kita lagu-lagu lawas seperti 'Kisah Seorang Pramuria' dan 'Mutiara Hitam'. Hits era 1970-an ini dipopulerkan oleh grup musik Black Brothers dari Tanah Papua. Grup ini didukung sejumlah personil berbakat, yakni Benny Betay (bass), Jochie Phiu (keyboard), Amry Tess (trompet), Stevie MR (drums), Hengky Merantoni (lead guitar), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vocal), Agus Rumaropen (vokal) dan David (saxophone). Formasi grup ini juga dilengkapi dengan seorang manajer, Andi Ayamiseba untuk memudahkan mereka berkiprah secara profesional. Kepiawaian Andy Ayamiseba memanej grup musik boleh diancungi jempol. Salah satunya adalah mengubah nama grup musik ini dari sebelumnya bernama Iriantos dan setelah hijrah ke Jakarta tahun 1976 namanya diubah menjadi Black Brother. Kehadiran Black Brothers di ibukota cukup mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia. Banyak produser ternama yang mengikat kontrak dengan grup musik ini. Namun akibat disusupi agenda politik Papua merdeka Andy Ayamiseba pula, grup ini akhirnya lenyap dari blantika musik nasional kendati sempat tenar di Belanda dan Vanuatu. Inilah sekilas perjalanan Black Brother di penghujung ketenarannya. Tahun 1978, dibawah bimbingan sang manejer, grup ini melakukan show di Kota asalnya di Jayapura. Usai melakukan show di Kota Jayapura, mereka show ke negara tetangga Papua Nugini. Dan sekitar tahun 1980 mereka meminta suaka politik di Negeri Belanda. http://tabloidjubi.com/2012/08/20/dari-iriantos-hingga-black-brothers/ Tahun 1983 grup ini hijrah ke Vanuatu atas undangan pemerintah Vanuatu yang saat itu dipimpin Presiden Walter Lini dan Barak Sope. Konon, Black Brothers punya peran khusus dalam memberikan dukungan lewat musik untuk mendirikan negara di Pasifik Selatan itu. http://rastamaniapapua.blogspot.com/2011/06/inspirasi-perjuangan-black-brothers.html Kedekatan Andy dengan Barak Sope membuat Andy ikut marasakan dampak kejatuhan Walter Lini dari kursi kepresidenan tahun 1988 akibat mosi tidak percaya dari rakyat Vanuatu. Ia dideportasi dari negara Vanuatu. Group musik Black Brothers pun tercerai berai. Personilnya ada yang tinggal di Vanuatu dan sebagian lagi tinggal di Australia. Beberapa di antaranya sudah meninggal dunia di negeri orang. [caption id="attachment_249309" align="alignright" width="225" caption="Andy Ayamiseba (Foto : Kompasiana )"]

13714238071210740313
13714238071210740313
[/caption] Namun Andy tak mau bergantung pada Black Brothers yang pernah dibesarkannya. Ia melenggang sendiri demi ambisi politiknya. Ia kembali ke Vanuatu tahun 1990-an setelah namanya dihapus dari daftar imigran terlarang di negeri itu. Ia melakukan beberapa kunjungan ke Vanuatu dengan dokumen perjalanan yang disediakan oleh pemerintah Australia. Kali ini tidak lagi berkaitan dengan urusan musik, tetapi untuk menjalankan agenda politiknya yaitu membujuk pemerintah Vanuatu mendukung gerakan kemerdekaan Papua Barat. Ia mengisi hari-harinya dengan usaha dagang eksport-impor dan terus menjalin hubungan dengan faksi-faksi pendukung Papua merdeka di Vanuatu.

Atas pelanggaran urusan dagang, Andy pernah dideportasi ke negara Kepulauan Solomon oleh pemerintah Vanuatu pada 9 Pebruari 2006. Namun pihak imigrasi Solomon menolak Andy masuk ke negera itu. Andy kembali dimasukan ke dalam pesawat yang kemudian mengantarnya ke Australia, namun Andy ditolak oleh pihak imigrasi Australia yang kemudian mengirimnya kembali ke Vanuatu tanggal 10 Pebruari 2006. http://www.paclii.org/journals/fJSPL/vol10no2/5.shtml Tahun lalu, tepatnya tanggal 14 Mei 2012 mantan manajer Black Brothers ini ditangkap karena melakukan protes kepada pemerintah Vanuatu tanpa izin yang sah. Andy memprotes kebijakan Pemerintah Vanuatu menjalin kerjasama latihan militer dengan pihak Indonesia. Andy menolak kedatangan pesawat militer Vanuatu yang membawa 100 unit komputer, sebagai bagian dari perjanjian kerja sama yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Vanuatu. Ayamiseba menilai tindakan ini telah mengabaikan dukungan rakyat Vanuatu terhadap hak penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat. http://politik.kompasiana.com/2012/05/17/aktivis-anti-indonesia-di-vanuatu-ditahan-463672.html Andy lahir di kota Biak, 21 April 1947 dari pasangan Dirk Ayamiseba dari Papua dan ibunya Dolfina Tan Ayomi keturunan Tionghoa. Ayahnya, Dirk Ayamiseba pernah menjadi Gubernur pertama di Papua dan Ketua DPRD-GR pertama. Sayangnya, ideologi Andy tidak sejalan dengan ayahnya yang sangat nasionalis. Andy memilih ikut berjuang bersama para aktivis Papua merdeka untuk melepaskan Papua dari NKRI. Hingga kinipun, upaya Andy itu terus dilanjutkan. Dengan dukungan Barak Sope, Andy semakin intens terlibat bersama faksi-faksi pendukung Papua merdeka di Vanuatu. Kini Andy bersama lima rekannya sesama pengusung ideologi Papua merdeka telah dipilih mewakili Papua ke Noumea, ibukota negara New Caledonia menghadiri upacara pembukaan The 19th Melanesian Spearhead Group (MSG) Leaders Summit yang akan digelar Rabu, 19 Juni 2013 nanti. Andy tidak lagi membawa nama Black Brothers tetapi mengusung nama baru yakni West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL). Mengingat forum MSG itu adalah forum ekonomi negara-negara Melanesia, apakah Andy akan memanfaatkan WPNCL untuk memuluskan usaha dagang yang sedang dijalankannya? Hanya Andy Ayamiseba yang tahu, karena dialah yang empunya agenda itu....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun