Mohon tunggu...
Geri Frandianto Lumbantobing
Geri Frandianto Lumbantobing Mohon Tunggu... Insinyur - God Never Make Mistake

Pembaca buku diwaktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Homo Deus dan Madara Uciha

16 Juli 2020   07:17 Diperbarui: 16 Juli 2020   07:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebahagian, Ya kebahagian adalah hal yang paling dicari manusia disaat ini. Agama, filosofi, ideology, adalah sebuah alat yang banyak digunakan untuk mencapai kebahagian. 

Yuval Noah Harari dalam bab bab awal bukunya Homo dues menjelaskan beberapa penelitian science tentang kebahagian. Di dalam buku tersebut Harari memberikan contoh pengertian kebahagian dari sudut pandang agama Buddha. Kebahagian adalah ketika sebuah keinginan terpenuhi.

Simple, namun begitu banyak keinginan manusia yang tak pernah terpuaskan. Ketika anda menginginkan sesuatu, setelah tercapai, maka anda tentu akan menginginkan yang lain. 

Contoh ketika saat ini ana menginginkan sebuah handphone yang memiliki ram 4 GB, ketika itu terpenuhi maka anda akan bahagia, namun satu tahun lagi, mungkin anda menginginkan handphone yang memiliki ram 6 GB, dan begitu seterusnya anda tidak akan puas. 

Namun dalam buku ini Harari secara sekilas menawarkan sebuah jalan keluar, tentu ini dari pandangan Budhisme, yaitu mengosongkan keinginan.

Kebahagian manusia ditopang oleh dua pilar kokoh, yaitu psikologis dan biologis. Pilar psikologis dapat kita mengerti dengan mudah seperti contoh handphone tadi. Kita akan bahagia seiring terpenuhinya ekspektasi kita. 

Namun pada pilar biologis manusia ditentukan oleh biokimia didalam tubuh. Ketika ekspektasi kita terpenuhi maka tubuh kita mengalami sensasi akibat reaksi biokimia yang membuat kita merasa bahagia, begitu juga sebaliknya ketika realitas tidak sesuai ekspektasi kita maka kita merasakan sensasi akibat reaksi biokimia juga yang mengakibatkan kita kecewa.

Lalu bagaimana kalau kita dapat merekayasa reaksi biokimia tersebut? Mungkinkah kita bisa merasakan sensasi kebahagian secara terus-menerus? 

Jika anda suka dengan Manga. Mungkin anda tau dengan Manga Naruto, karakter Madara Uciha adalah salah satu karakter antagonis dalam Manga tersebut. 

Madara Uciha segera ingin menjawab pertanyaan tersebut. Dia mengembangkan Jutsu (Jurus dalam Manga tersebut) --walaupun lebih menyerupai hipnotis-- untuk mempengaruhi semua manusia untuk masuk kedalam dunia mimpi yang dalam mimpi tersebut seluruh ekspektasi terpenuhi. Dan semua yang terjebak akan mengalami kebahagian selamanya.

Masa sekarang tentu itu kita anggap kebahagiaan semu, karena didapat tanpa usaha untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Kita masih beranggapan kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang melalui penderitaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun