Aku benci keadaan. Sekumpulan narasi yang dirangkai oleh para tuan. Tanpa ada penjelasan dijamahnya aku pada sekujur badan, tanpa ada kesepakatan dibekapnya mulutku dalam kebisuan. Sungguh memalukan, tersadar tanpa ada sehelai penutup badan.
Ratu pilu terus bersuara, meronta-ronta, menanti kebebasan tak bersyarat.Â
"Tenanglah," pintaku.
"Tinggal di tubuh ini saja sudah terasa sesak."
"Membebaskanmu?"Â
"Mati sajalah aku."
Bersabarlah pilu, yang meradang dari segala penjuru tubuh. Jangan matikan badan di atas tanah yang penuh dengan imbalan.
Bersabarlah pilu, hingga kau siap untuk kusadur. Kulebarkan talang-talang di badan, agar tak usil
tuan-tuan.
Palembang, 20 Desember 2019