Mohon tunggu...
Ubaidullah
Ubaidullah Mohon Tunggu... Dosen - KL1

Belajar adalah instrumen mendapatkan i;mu dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Nilai, Sebuah Keniscayaan (Staf Pengajar UNSA, Ketua Umum PW PDRI NTB)

24 Februari 2020   18:34 Diperbarui: 24 Februari 2020   18:35 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


"Jadikan politik sebagai instrument pemersatu dalam sebuah kontestasi untuk merebut singgasana kekuasaan. Jadikan politik sebagai show yang bermuatan rasa teduh dan syahdu, sehingga  aroma rasa riang gembira berseleweran dalam setiap gelanggang kehidupan bersama. Ketika nuansa ini mampu dijadikan reflika dalam sebuah kontestasi, maka nilai sebagai sebuah kehormatan diri dapat terpatri dalam segala aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara"(penulis).

Hiruk pikuk pemilihan kepala daerah (pemilihan bupati/wakil bupati) khususnya di Sumbawa semakin terlihat dan terasa asik, menarik, juga genit. Teka teki siapa dan dengan siapa akan berpasangan nampaknya masih abu-abu. Tarik ulur dan lobi-lobi politik terus dilakukan oleh para elit partai. Dengan berbagai cara dan strategi agar hasrat dan cita-cita politiknya dapat tercapai. Semakin hari semakin membuat masyarakat penasaran akan siapa yang masuk gelanggang pertempuran.

Dinamika ini menjadikan nuansa Sumbawa terasa berbeda dari sebelumnya. Bisa terlihat dari polarisasi yang terjadi ditingkat grassroots sampai dengan tingkaat elit. Hal ini menandakan dinamika politik mulai terasa. Yang menaraik dari kondisi ini adalah munyeruaknya stigma yang tadinya, kawan sekarang menjadi lawan, tadinya saliang sayang, sekarang saling benci. 

Hal ini tidak bisa dipungkiri dalam sebuah arena perpolitikan, karena menyangkut kepentingan. Demi kepentingan sesaat terkadang nilai dalam diri seseorang, kelompok, dan masyarakat tergadaikan. Seituasi ini memungkinkan keutuhan dan keharmonisan masyarakat runtuh dan berpecah belah, sehingga muatan rasa kekeluargaan dalam masyarakat hilang.

Pilkada tentu tidak bisa lepas dari adanya gesekan, karena sudah menjadi biasa dalam sebuah kompetisi politik. Tapi, gesekan yang lahir penuh nilai. Nilai yang menjunjung tinggi harkat dan martabat orang lain. Bukan sebaliknya, gesekan penuh intrik meruntuhkan harkat dan martabat orang lain yang pada prinsipnya itu adalan nilai sebagai pangkal dalam diri setiap insan.

Pilkada sebuah proses siyasah yang tentunya harus mampu  menumbuhkan semangat masyarakat untuk belajar mengelolah diri, kelompok, keluarga, daerah, dan bangsa ini dengan baik. Pilkada ini adalah suatu proses politik yang bertujuan mendapatkan kekuasaan di suatu daerah. Pilkada ajang bagi masyarakat untuk memilih pemipin untuk menjadi pelayan bagi mereka. Tentunya, proses politik ini penuh intrik untuk menjatuhkan lawan, demi merebut kekuasaan.

Pertanyaanya kemudian adalah apa sih politik nilai itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu kita harus memahami kembali defenisi operasional terkait dengan frase politik dan nilai. Ada banyak perspektif terkait dengan apa itu politik dan apa itu nilai. Seperti disebutkan oleh Almond (2015) menyatakan bahwa politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif (berwenang secara sah) dan koersif (bersifat memaksa). Politik mengacu pada penggunaan instrumen otoritatif dan koersif ini siapa yang berhak menggunakannya dan dengan tujuan apa. Juga, seorang ilmuan muslim Ibnu Aqil menjelaskan bahwa politik adalah hal-hal praktis yang mendekati kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh dari kerusakan.

Senada dengan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa politik itu adalah strategi, cara dan seni dalam mencapai tujuan. Adapun  tujuan yang ingin dicapai adalah untuk berkuasa. Orang yang berkuasa memiliki otoritas atau hak penuh untuk membuat suatu keputusan yang dinginkan. Orang yang memiliki kekuasaan akan dapat memberikan kesejahteraan dan kedamaian bagi masyarakat di setiap wilayah yang dikuasainya.


Terkait dengan nilai, bahwa segala sesuatu yang telah diciptkan Tuhan, pasti mengandung "nilai" baik itu nilai yang bersifat baik atau buruk. Nilai sesuatu yang tidak bisa dilihat dan diraba melainkan dirasakan dan dimanfaatkan. Nilai selalu ada pada diri setiap individu maupun kelompok masyarakat. Nilai ini pula yang menjadi pembeda anatara yang satu dengan yang lain. Dalam konteks ini, Rosyadi (2013) menyebutkan bahwa nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan tertentu. Nilai sesungguhnya tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai ke dalamnya, jadi barang mengandung nilai, karena subjek yang tahu dan menghargai nilai itu.


Politik nilai adalah suatu model atau cara berpolitik yang dilandasi dengan nilai-nilai positif dan kontruktif agar dapat menjadi fundamen bagi masyarakat untuk melihat siapa pemimpin yang layak dan memiliki integritas, moralitas, dan kapablitas yang mempuni untuk membawa perubahan transpormatif di tengah-tengah masyarakat, khususnya tau dan tanah Samawa di masa yang akan datang. Politik nilai harus mampu menjadi etalase yang baik dalam mengedukasi masyarakat bahwa betapa penting nilai itu dijaga, dipelihara, dan implementasikan dalam kehidupan bersama. Politik yang dilandasi dengan nilai-nilai kemanusian dan kerberadaban itu, memungkinkan sebuah bangsa, daerah, dan masyarakat keluar dari domain krisis multidimensi.


Istinbatnya dari tulisan sederhana ini bahwa dalam berpolitik satu hal yang menjadi keywordsnya adalah bagaimana seorang politikus itu mampu melahirkan kemaslahatan bagi semua. Kemaslahatan dan kebermanfaatan itu bisa tercipta untuk semua komponen masyarakat. Ketika determinasi diri seorang politisi mampu menjuktaposisi semua kekuatannya untuk kepentingan masyarakat dan bangsa. Politik nilai harus sin qua non karena dengan begitu akan tercipta sebuah iklim demokrasi yang sehat dan edukatif. Buah dari politik nilai ini adalah bergumulnya sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam bingkai kedamaian, ketentraman, kesejahteraan yang aporisma untuk masyarakat dan daerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun