Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Dering Alarm Bahaya untuk PBSI dari Kevin/Marcus

18 November 2018   22:37 Diperbarui: 19 November 2018   12:24 2812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Kevin/Marcus di BWF World Tour. Foto: PBSI.

Potensi kekuatan bisa datang dari tunggal putra (Anthony Ginting, Jonatan Christie) dan ganda putri (Greysia Polii/Apriyani Rahayu). Tim pelatih perlu merancang pola latihan dan strategi pertandingan yang tepat agar pemain-pemain ini bisa menyumbang poin penting. 

Hal itu terutama saat berhadapan dengan lawan bebuyutan berperingkat lebih tinggi dan unggul head-to-head dari mereka seperti para ganda putri Jepang atau Kento Momota dan Shi Yuqi.

Ganda campuran masih dalam proses mencari pengganti yang tangguh untuk Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Semoga saja Hafis Faisal/Gloria Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Oktovianti bisa tampil lebih menggigit tahun depan. Di tahun ini, prestasi mereka tidak buruk namun juga belum istimewa.

Hal yang sama dengan nomor tunggal putri yang punya harapan baru dengan mencuatnya Gregoria Mariska Tunjung dalam dua bulan terakhir. Meskipun sudah duduk di peringkat lima belas besar dunia, Gregoria masih punya pekerjaan rumah yang menumpuk agar bisa menembus persaingan tunggal putri dunia yang sangat sengit.

Tiongkok berkali-kali menang Piala Sudirman karena punya skuad yang kualitasnya merata di semua nomor. Foto: Badzine.
Tiongkok berkali-kali menang Piala Sudirman karena punya skuad yang kualitasnya merata di semua nomor. Foto: Badzine.
Pada edisi tahun 2017 lalu, Indonesia gagal total di Piala Sudirman karena tidak berhasil lolos dari babak grup. Kekalahan dari India dan hanya menang tipis dari Denmark adalah hasil yang membuat tim pimpinan Susi Susanti ini harus angkat koper terlalu dini dari Gold Coast.

Dengan peta percaturan bulutangkis yang makin kompetitif saat ini, PBSI wajib segera mendorong sektor lain agar bisa digdaya seperti ganda putra jika ingin pulang dari Nanning dengan kalungan medali tahun depan. Ingat, bukan hanya Tiongkok dan Jepang saja ancamannya tapi juga Denmark, Thailand dan Taipei.

Kedua, bahaya kegagalan dalam kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020
Meskipun ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade baru akan diselenggarakan tahun 2020, namun Road to Tokyo, sebutan untuk proses kualifikasi pemain yang berhak tampil disana sudah dimulai pada tahun 2019. Prosesnya pun berlangsung panjang yaitu dari 29 April 2019 hingga 26 April 2020.

Total kuota sebanyak 172 pemain akan diperebutkan oleh seluruh negara anggota BWF. Nama-nama pemain yang lolos akan ditentukan berdasarkan peringkat dunia yang dirilis oleh BWF pada 30 April 2020. Indonesia sejak awal sudah menargetkan untuk meraih kuota maksimum yaitu meloloskan masing-masing dua pemain untuk setiap nomor ke Tokyo 2020.

Persyaratan agar suatu negara dapat diwakili oleh dua orang/pasangan di tiap nomor itu lumayan berat. Bagi nomor tunggal (putra dan putri), dua orang pemain dari negara tersebut harus ada di 16 besar peringkat dunia. 

Hal lebih berat lagi di nomor ganda (putra, putri dan campuran) karena dua pasangan dari negara tersebut wajib bercokol di 8 besar peringkat dunia bila ingin keduanya mentas di Musashino Forest Sport Plaza Tokyo.

Kontingen bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2016 lalu tergolong minimalis, Foto: KOMPAS.
Kontingen bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2016 lalu tergolong minimalis, Foto: KOMPAS.
Pada Olimpiade Rio 2016 lalu, Indonesia hanya berhasil meloloskan dua pasangan di nomor ganda campuran (Tontowi/Liliyana dan Praveen Jordan/Debby Susanto). Di nomor lainnya, Indonesia cuma punya masing-masing satu wakil. Tommy Sugiarto di tunggal putra, Lindaweni Fanetri di tunggal putri, Ahsan/Hendra di ganda putra dan Greysia/Nitya di ganda putri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun