Mohon tunggu...
Kidung Gentar Parodi
Kidung Gentar Parodi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Karyawan Swasta

nrimo ing pandum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Arah Rekom Parpol di Pilkada Tuban 2020, Menunggu Sang "Kuda Hitam"

14 Juli 2020   21:09 Diperbarui: 14 Juli 2020   21:29 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kalbaronline

Genderang kompetisi Pilkada di Kabupaten Tuban sudah mulai di Tabuh. Partai Golkar sudah memulai membunyikan dengan memberikan rekom kepada ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tuban, Aditnya Halindra. Sementara, Partai Politik (Parpol) lain masih terlihat gamang untuk menentukan sikapnya terkait kepada siapa figur rekom akan diberikan.

Dalam kontestasi Pilkada Tuban, ada beberapa figur yang bukan merupakan orang partai yang masih terlihat konsisten maju dan menunggu dipinang Parpol. Adi Widodo, profesional muda asal Kecamatan Bangilan Tuban, Eko Wahyudi, pengusaha dan kontraktor di Tuban dan Setiajit, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur.  

Tiga "stok" bacalon ini sampai pertengahan Juli 2020 masih belum terlihat "jaket" apa yang kelak akan dipakainya jika mulus melenggang hingga waktu pendaftaran. Bagian ini yang paling menarik untuk dinantikan akhirnya. Apakah diantara mereka yang tak berjaket partai akan ada yang bakal muncul menjadi "Kuda Hitam" ditengah dominasi dua partai besar Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dalam sejarah Pilkada di tanah air, sosok "Kuda HItam", seringkali muncul di injury time. Dari teori otak-atik-gatuk sangat mungkin sosok ini muncul di Pilkada Tuban.

Partai Golkar, meski sudah resmi memberi rekom kepada kader muda potensialnya, Aditnya Halindra, tetapi ternyata dalam diskusi timeline di media sosial, masih resisten karena banyak suara yang menyayangkan keputusan ini. Alasanya, Lindra masih muda, cerdas dan berpotensi menjadi politisi ulung jika mau bersabar menunggu masa "matang" nya di panggung politik.

Bagaimana dengan PKB? Partai dengan perolehan 16 kursi ini belum juga mau bersuara siapa jagoannya meskipun bisa mengusung sendiri calon mereka tanpa harus berkoalisi. Bisa jadi mereka sangat berhitung, dengan kader-kadernya yang akan dimajukan dalam kontestasi Pilkada. Ada kegamangan di PKB? Bisa saja. Dan rupanya partai tengah pun seperti terkena virus kegamangan yang sama, karena faktanya belum berani keluar dengan jagonya.

Siapa Bakal Jadi Kuda Hitam?

Sumber : aliExpress
Sumber : aliExpress

Di tengah kegamangan ini, Parpol pasti butuh figur untuk menemukan racikan istimewa yang menghasilkan pasangan calon untuk  ditawarkan kepada pemilih.  Terlebih bagi Golkar dan PKB yang sudah menujukkan rivitalitasnya secara terbuka saat Golkar disebut "tidak berjodoh" dengan PKB di Pilkada Tuban 2020. Dan ini akan sangat mungkin menjadikan Pilkada Tuban sebagai pertarungan el-clasico Kuning dan Hijau.

Keduanya butuh "darah segar" untuk memenangkan pertarungan kali ini. Kedua partai besar ini  butuh figur yang bisa menarik kekuatan votter besar diluar konstituen mereka sendiri. Figur dengan kapasitas itulah yang sepertinya akan menjadi sang "Kuda Hitam" .

Apakah Eko Wahyudi yang pernah menjadi komando organisasi Arus Bawah Jokowi Tuban? Ataukah Setiajit yang pernah berpengalaman ikut dalam Pilkada Tuban sebelumnya? Ataukah Adi Widodo yang merupakan warga organisasi silat terbesar di Jawa Timur yang sampai saat ini masih memilih diam dan misterius.

Wallahu Alam Bishowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun