Sejak aku masih sangat kecil...
Tuhan selalu menyiapkan, menyediakan, menghadirkan setidaknya seorang Sahabat untuk berjalan bersama dan menemaniku.Â
Sahabat-sahabat itu adalah seperti malaikat untukku.
Teringat jaman dulu, saat masih SD aku punya seorang sahabat pena, dari Surabaya, Cynthia, dipanggil Cia, kami sering berkirim kabar melalui Pak Pos. Akupun pernah mengunjunginya di Surabaya, saat Papa yang biasa berdagang, kulakan di Surabaya.
Kemudian banyak juga sahabat-sahabat masa kecil, teman bermain dan sekolah, juga tetangga. Beberapa masih tetap berkomunikasi, meskipun tidak lagi seperti dulu kala kami masih kecil, terbentur waktu, dan kesibukan serta keluarga masing-masing.
Demikian juga saat SMP, SMA maupun setelah kuliah. Kini setelah menginjak usia senja beberapa teman baru muncul dan beberapa menjadi sahabat. Salah satunya Fosa, sebut saja begitu, seorang Ibu dengan dua anak gadis yang mulai dewasa. Satu sudah kuliah dan satu telah mulai bekerja.
Kamis malam telpon seluler berbunyi saat aku masih di kereta komuter, oh rupanya aku diminta mampir ke rumahnya setelah pulang bekerja. Aku spontan berkata, wah aku lagi nggak bawa kendaraan, tadi pagi kesiangan bangun, dan daripada terkena macet, aku memilih naik ojol.
Dia menjawab, tak apa, aku yang berjalan ke depan deh...
Kujawab, ya lihat nanti ya, kalau sudah dekat ya...
Sesampai di Stasiun Rawabuntu, saya melihat cuaca cukup mendukung, untuk saya berjalan kaki menuju rumahnya. Akhirnya sayapun memutuskan untuk mengayunkan langkah kaki, menikmati senja dan malam di daerah Serpong sekaligus menggenapkan target 10.000 langkah yang hanya terealisasi seminggu atau dua minggu sekali, karena pencapaian harian saya rata-rata hanya 6.000 langkah.