Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hampir Saja

27 Oktober 2020   20:06 Diperbarui: 27 Oktober 2020   22:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

arus menggulung bersama derasnya ombak

aku terseret, aku terkoyak

gemetar aku bernyanyi

hantar diriku pada geramnya dewa mati

Namun,

Katakan padaku dimana harapan yang membunuh

Yang merangkak merintih bersimbah peluh

aku pasrah tapi tak akan menyerah

meski sia-sia aku menjaring udara

Ya, tubuhku tersayat terdampar

kulitku hancur pada pasir putih yang terhampar

meski mungkin kematian tak lagi menggelegar

aku tak akan lelah belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun