Mohon tunggu...
Gembel Bersuara
Gembel Bersuara Mohon Tunggu... Seniman - Penyair Pejalan

Pemikiran Ugal-Ugalan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesalahpahaman terhadap Sosialisme dan Komunisme

13 Januari 2021   21:21 Diperbarui: 13 Januari 2021   21:31 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sama halnya perubahan dari feodal ke kapital, mungkin sejarah berulang, tapi sejarah 'berprogress'.  

Ada perkembangan, ada perluasan definisi atas kebebasan. Terlihat, poin penting dalam perubahan feodal ke kapital adalah adanya demokratisasi kekuasaan politik yang tadinya bersifat otoriter.

Perubahan kapital ke sosial akan menambah progresi baru: yaitu demokratisasi kekuasaan ekonomi dan politik dari yang tadinya otoriter. 

Jiwa "demokratisasi ekonomi" inilah yang diambil oleh American Economist Richard Wolff. Kemudian ini dituangkan dalam karya "Democracy at Work". Karena otoritarianisme masih eksis, yaitu dalam bilik-bilik kantor dan gedung-gedung perusahaan.

 Manusia dewasa pada masa kini umumnya menghabiskan "waking hours" atau waktu bangun tidur mereka di tempat kerja. Dari jam 9 hingga jam 5. Tetapi realitanya, ditempat kerja, mereka diperintah oleh atasan. Mereka tidak memiliki kebebasan tentang apa yang mereka kerjakan. Kalau mereka melawan, akan ada ancaman pecat. Mereka terpaksa mengejakan hal-hal yang tidak disukai atas perintah majikan. Padahal, mayoritas waktu kita habis di tempat kerja. 

Mungkin, sekarang kita punya kekuasaan politik, setiap suara dihargai. Tapi dalam urusan kerja, dalam waktu-waktu yang dihabiskan di kantor tidak demikian. Watak dan pola otoritarianisme itu di masa kini termanifestasi secara terselubung ke dalam bilik-bilik tempat kerja itu. Sadar tidak sadar. Karena bos punya kekuasaan ekonomi. Dulu ada konsentrasi kekuasaan politik di tangan raja. Maka rakyat jelata terpaksa menurut meski tak suka. Kini ada konsentrasi kekuasaan ekonomi di tangan bos-bos korporat. maka pekerja upahan terpaksa menurut meski mengalami depresi, bahkan bunuh diri (karojisatsu).

Yang terjadi sekarang adalah manusia terjerembab ke dalam lembah distraksi hedonis konsumtif, tenggelam dalam pusaran kebudayaan fake yang masif. Orang-orang ini, buruh-buruh kelas menengah dan kelas bawah harus disadarkan dulu, tentang kondisi mereka, tentang bagaimana sistem dan struktur bekerja. 

Tapi sebagaimana yang dikatakan oleh Marcuse dari frankrut school di dalam One Dimensional Man. Kapitalisme masa kini sudah mengintegrasikan elemen kritis negatif dalam masyarakat ke dalam tubuh sistemnya. Sehingga tidak ada daya anti tesis yg benar-benar signifikan lagi di dalam masyarakat. Disini ada benturan antara Leninisme dan Marxisme Ortodoks. Menurut Lenin, massa perlu dibantu disadarkan oleh cendikiawan-cendekiawan vanguard dan terus diasah nalar kritisnya terhadap tirani kapitalisme. Menurut Ortodoks, massa akan sadar dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun