Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau dan Kota Lama

5 September 2022   08:41 Diperbarui: 5 September 2022   08:51 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gitar terpetik merdu ditelingaku.

Melodi samar terdengar tanpa terlihat gitarnya.

Menyelinap lembut dari telinga menuju hati.

Samar namun mengaburkan mesin yang menderu kencang.

Pula suara klakson atau peluit tukang parkir.

.

Dari atas menuju Kota Lama.

Aspal menjadi karpet merah.

Lampu-lampu di pinggir jalan terlihat terbang bak kunang-kunang,

seolah tepuk tangan melihat sepasang yang mesra menunggangi roda dua.

Tak perlu kaca spion, aku tahu kau sedang tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun