Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Natalku

26 Juni 2022   20:50 Diperbarui: 26 Juni 2022   21:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada yang lebih kelabu selain Natalku.

Salju yang turun itu dari air mataku.

Dari opini yang terungkap tanpa tanda tanya.

Dari opini yang dijadikan fakta tanpa tanda koma.

Tak ada warna ceria pada natalku.

Hanya warna sendu-kelabu, hitam dan putih seperti tv jaman dulu.

Serba tiba-tiba, tanpa pertanda.

Tak ada mulut yang bicara.

Tak ada senda-gurau pada natalku.

Ketidakpercayaan akan tragedi yang baru terjadi.

Kaget pada kata-kata tanpa sapa dahulu.

Tertulis dengan tegas dalam bingkai tragedi.

Tak ada cinta pada natalku.

Tetes-tetes air mata mengalir deras untuk berhari-hari.

Tiada bisa aku membela. Tiada mampu.

Ia yang pada akhirnya pergi, membiarkanku kaku berdiri.

Bekasi, 26 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun