Mendekati Oscar 2014, semakin banyak tulisan mengenai predikisi pemenang Oscar. Namun, pada kesempatan kali ini saya akan memfokuskan satu kategori saja, yaitu untuk film dokumenter terbaik. Saya sudah menonton semua film nominator Best Documentary Features dan akan memberikan pendapat saya terhadap salah satu film di nominasi tersebut. Saya tidak akan membahas The Act of Killing disini karena kita sebagai orang Indonesia sudah tau film ini. Untuk anda yang belum tahu tentang The Act of Killing, Â saya ingin bertanya kepada anda: "kemana aja? kok bisa ngelewatin film penting ini?" Kalo anda belum nonton silahkan ke actofkilling.com, bisa diunduh secara gratis. The Act of Killing sendiri menjadi unggulan para pengamat untuk best documentary tahun ini. Bisa dibilang Oscar sudah hampir pasti jatuh kepada Joshua Oppenheimer sebagai sutradra film yang mengangkat sejarah gelap Indonesia di tahun 65 tersebut. Lalu bagaimana dengan nominator Best Documenter lainnya? Dirty Wars, Cutie and The Boxer, dan 20 Feet from Stardom saya rasa tidak bisa menyaing sisi sentimental The Act of Killing. Â Yang saya rasa paling bisa menyaingi The Act of Killing dan menjadi underdog tahun ini adalah The Square. Mari kita bahas film ini.
"We're not looking for a leader, we're looking for a conscience. - Â Ahmed Hassan"
The Square adalah sebuah film dokumenter asal Mesir besutan Jehane Noujaim yang tayang perdana pada 18 Januari 2014 di Sundance Festival. Film ini menceritakan tentang proses revolusi Mesir dari awal Arab Spring tahun 2011 hingga pertengahan tahun 2013. Film ini berfokus pada individu-individu dari berbagai kelompok di Mesir, yang pada tahun 2011 bersatu untuk memulai revolusi mesir. Diawal film diceritakan bagaimana warga Mesir tidak melihat latar belakang masing-masing, mereka memiliki satu tujuan yaitu ingin menjatuh kan Hosni Mubarak.  Para pemuda dan para orang tua turun ke jalan dan menduduki Tahrir Square untuk memperlihatkan bahwa masyarakat sudah muak dengan ketidak adilan pemerintah selama bertahun-tahun. Tokoh utama dalam dokumenter ini adalah Ahmed Hassan, seorang pemuda dari kelas pekerja yang tanpa lelah, periang, dan sangat optimis mengenai jalannya revolusi Mesir. Ahmed memiliki teman-teman yang juga memiliki peran penting di revoulis. Ada Khalid Abdalla, seorang aktor terkenal di Mesir, nampak beraliran liberal,  yang sudah muak dengan pemerintah  selama bertahun-tahun.  Lalu adapula Magdy Ashour, anggota kelompok Brotherhood of Muslimin yang telah lama menjadi kelompok oposisi terbeasr di Mesir. Ada pula filmmaker Aida El Kashef dan seorang musisi Ramy Essam. The Square menghadirkan kisah mereka yang mengalami penghianatan, penghinaan, kebingungan, ketakutan dan kekerasan dalam memperjuangkan revolusi. Dari turunnya mubarak, naiknya rezim Milier, Pemilu terbuka pertama, hingga naik dan turunnya Mohammed Mosri sebagai presiden, terjadi banyak kisah yang membukakan mata serta inspiratif dari Ahmed Hassan dkk.  Film ini juga akan memacu adrenalin anda. Dokumenter ini mempertontokan sebuah cerita revolusi yang tidak hanya bisa diliat dari sudut pandang suatu kelompok saja, namun dari berbagai kelompok. Kita tentu masih ingat bagaimana banyak sekali warga kita yang sok tahu mengenai Revolusi Mesir mengingat hanya mendengar cerita dari sudut pandang Brotherhood of Muslimin yang memiliki banyak koneksi di sini. Film The Square adalah jawaban untuk melihat revolusi ini dari sisi lain. Lalu, apakah film ini akan mendapat Oscar pada hari Minggu esok? Saya rasa The Act of Killing terlalu superior untuk itu. Tapi juri Academy selalu tidak dapat ditebak seperti bagaimana mereka tidak memenangkan 5 broken cameras tahun lalu. download The Square http://thepiratebay.se/torrent/9495548/The.Square.[Al-Midan].2013.720p (Torrent)
