Mohon tunggu...
Gema Bangsawan
Gema Bangsawan Mohon Tunggu... Penulis - Manusia Bukit Cendikiawan

Belajar dari RAHASIA DIDALAM RAHASIA

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sehabis Tragedi Kanjuruhan, Kita Ngapain?

6 Oktober 2022   08:21 Diperbarui: 6 Oktober 2022   08:32 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nugroho Setiawan (sumber: liputan6.com)

Bangsa Indonesia untuk kesekian kalinya mencatatkan noktah kelam dari lapangan hijau. Sebanyak 131 saudara kita meregang nyawa (data posko crisis center Kabupaten Malang 4 Oktober 2022) dan ratusan lainnya mengalami trauma fisik dan psikis demi sebuah kerinduan terhadap seniman rumput hijau yang begitu dielu-elukan tariannya selama 2 tahun pandemic yang membatasi pergerakan kita semua.

Lembaran hitam telah terlanjur diukir dengan air mata dan penyesalan yang mendalam dari seantero negeri. Namun, suka atau tidak suka kita harus menulis lembaran berikutnya dengan kehati-hatian dan optimisme empiris.  Respon pemerintah dengan melakukan investigasi harus disikapi juga oleh kita para suporter dengan untuk berperan akan kemana arah supportimisme kita sebagai penikmat orchestra lapangan hijau, kitajuga harus bergerak.

Dua hal utama dari kejadian ini yang menjadi perhatian adalah edukasi dan sertifikasi atau lisensi. Edukasi kepada rekan-rekan yang berada didalam basis supporter yang militan seharusnya juga memiliki tingkat edukasi yang juga militan, bukan sekedar datang mendukung tanpa batas atau lebih tepatnya tanpa batasan ketika berbicara tentang pengetahuan mereka jika terjadi hal-hal diluar kenormalan dari jalannya sebuah pertandingan. 

Sebagai supporter harus paham mana pertandingan yang memiliki risiko dari tinggi sampai rendah. Jika ini dipahami dengan nalar yang sehat tentunya akan memiliki persiapan-persiapan terhadap kemungkinan sekecil apapun dari akibat sebuah pertandingan.

Nugroho Setiawan (sumber: liputan6.com)
Nugroho Setiawan (sumber: liputan6.com)
Adalah sebuah hal miris jika seluruh peserta kompetisi dari Liga 1 sampai Liga 3 dalam perangkat pertandingannya tidak memiliki petugas yang berlisensi untuk melaksanakan tanggungjawab terhadap save and secure dari sebuah match. 

Dari kejadian ini kita baru tahu kalau di Indonesia hanya seorang Nugroho Setiawan yang mengantongi Lisensi FIFA terkait security officer. Manusia "setengah Dewa" ini adalah dirigen keselamatan dan keamanan seluruh rangkaian pertandingan dari mulai gerbang dibuka sampai gerbang ditutup.   

Sudah saatnya seluruh basis supporter memikirkan tentang lisensi terkait perangkat pertandingan dimana ada minimal 3 atau 5 orang dari pihak supporter yang berlisensi terkait save and secure bagi supporter yang memasuki stadion menjelang dan setelah pertandingan. Supporter yang tidak bersertifikasi dilarang masuk stadion.

Di sisi supporter sudah saatnya disertifikasi sehingga "manusia nekat" ini telah teredukasi baik secara knowledge terkait seluruh SOP dari sebuah pertandingan dan juga teredukasi secara psikologis didalam mental mereka menghadapi sebuah hasil pertandingan.

Federasi selayaknya kembali melakukan evaluasi tentang kelayakan sebuah stadion menghelat sebuah pertandingan, sehingga seluruh stadion penyelenggara pertandingan diberikan grade penyelenggaraan dimana sebuah stadion jika berada dilevel yang bawah hanya boleh menyelenggarakan pertandingan dengan kapasitas maksimal dari jumlah  kursi penonton stadion. Hal ini akan membuat pihak klub "mengejar" grade yang ditentukan tadi untuk mengejar keuntungan penjualan tiket.

Semoga ungkapan tak ada sepakbola seharga nyawa bisa menggerakkan hati dan pikiran kita semua penikmat sepakbola di tanah air untuk selalu mengedepankan save and secure disetiap pertandingan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang.

Akhir kata semoga ALLAH SUBHANA WA TA 'ALAA memberikan terang dan tenang bagi saudara-saudara kita yang telah menjadi korban karena mereka adalah pendukung abadi yang takkan pernah kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun