Oleh: Gelar S. Ramdhani
Mungkin akhir-akhir ini setiap hari setiap kita menonton televisi selalu dipertemukan dengan iklan layanan masyarakat, baik itu yang berbentuk promotif, persuasif, atau tak sedikit pula yang berbau pencitraan diri atau pencitraan suatu golongan.
Ada sesuatu yang unik dan (mungkin) patut dipertanyakan, mengapa iklan layanan masyarakat, khususnya pada kesempatan ini saya akan membahas iklan layanan masyarakat yang diproduksi oleh salah satu kementerian (Pemerintah) itu menjamurnya di akhir tahun, dimana yang kata orang akhir tahun adalah masa-masa yang tepat untuk menghabiskan APBN yang belum terserap selama satu tahun. Mungkinkah produksi iklan layanan masyarakat yang akhir-akhir ini kian menjamur dilakukan dalam rangka menghabiskan APBN yang tersisa? kalau memang mungkin sungguh ironis sekali, ketika masih banyak jutaan rakyat Indonesia yang tidak bisa bersekolah lantaran tidak ada biaya, atau masih banyak rakyat Indonesia yang tidak bisa berobat lantaran sama tidak ada biaya, tapi pemerintah malah keranjingan memproduksi iklan-iklan layanan masyarkat yang masih dipertanyakan manfaatnya?
Tak ada salahnya memang membuat iklan layanan masyarakat, dan saya juga mengakui bahwa ada (sedikit) manfaat yang terasa dari iklan layanan masyarakat tersebut, akan tetapi kalau menurut hemat saya alangkah jauh lebih bermanfaatnya anggaran iklanan layanan masyarakat yang tidak menutup kemungkinan cukup besar, sebagian anggarannya dialokasikan untuk hal-hal yang lebih manfaat (tidak hanya untuk membuat iklan saja) dan manfaatnya itu dirasakan langsung oleh masyarakat. Misalnya dalam rangka mengkampanyekan hemat energi, akan lebih terasa manfaatnya jika pemerintah mengadakan suatu kegiatan, sebut saja menyelenggarakan kegiatan lomba karya tulis ilmiah bagi pelajar dan mahasiswa dalam hal gerakan hemat energi, dan lain sebagainya.
Dan perlu kita ingat kalau yang namanya iklan itu masyarakat sebagian besar kurang begitu memperhatikan, biasanya kalau lagi nonton sesuatu kemudian iklan tak jarang masyarakat yang pindah chanel..
Kemudian saya sangat heran, misalnya saja kenapa ketika pemerintah dalam iklannya selalu berkoar-koar untuk hemat energi, akan tetapi tak jarang mata saya melihat rombongan pemerintah konvoy di jalan raya satu pejabat satu mobil, apakah itu tidak pemborosan? atau saya tidak jarang melihat kantor pemerintahan termasuk lembaga eksekutif negara, dan berikut rumah dinas pejabatnya yang memakan energi listrik cukup besar? aduh...aduh...
-------------------------------------------
Apabila anda ingin bersilaturahmi dengan penulis, silahkan bisa melalui:
- Facebook:http://www.facebook.com/gelarsramdhani
- Twitter:http://www.twitter.com/gelarsramdhani
- Instagram:http://www.instagram.com/gelarsramdhani
- Klik disiniapabila anda ingin menyimak tulisan-tulisan Gelar S. Ramdhani di Kompasiana
-------------------------------------------