Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Muhammadiyah dalam Menatap Masa Depan

23 November 2012   07:48 Diperbarui: 18 November 2018   14:33 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (kompas.com)

JAKARTA-GEMPOL, Massa Muhammadiyah memadati area Gelora Bung Karno (GBK). Mereka berkumpul untuk memperingati Milad 100 tahun salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Massa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Tangeran dan Banten.

Muhammadiyah sebagai "Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negeri". Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, tahun 2012 ini adalah milad Muhammadiyah yang seabad dalam hitungan kalender masehi dan penanggalan kalender Islam.

Seabad sudah organisasi Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta ini mencerahi peradaban Indonesia. "Semoga dengan satu abad usianya, Muhammadiyah akan tetap profesional dan setia memberikan sumbangsih besar untuk bangsa dan negara dalam berbagai bidang."

Sejumlah tokoh bangsa menghadiri peringatan ulang tahun organisasi Islam Muhammadiyah ke 100, Minggu, 18 November 2012. Di antaranya, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), mantan Gubernur DKI Sutiyoso.

Dengan dihadiri oleh ribuan warga Muhammadiyah serta ditampilkannya sejumlah atraksi seni dan budaya oleh anggota dan pelajar dari organisasi itu.

Peringatan dan kiprah satu abad Muhammadiyah, sesuai dengan filosofi lambang Muhammadiyah. Muhammadiyah punya lambang filosofi matahari, makna hakekatnya Muhammadiyah terus memberi tidak mengharapkan kembali, kemudian juga bermakna mencerahkan.

Filosofi matahari ini juga bentuk konsistensi, dimana sang surya terus menyinari dan mencerahkan tidak terpengaruh dengan kondisi apapun baik pemerintahan dan rezim.

Muhammadiyah jelang abad kedua mengalami tantangan hebat untuk syiar dakwah. Arus liberalisasi politik, budaya, ekonomi menjadikan Muhammadiyah bukan hanya berkutat di tataran wacana.

“Kami sudah membuat pernyataan pikiran semacam deklarasi, manifesto yang berisi evaluasi, assesment Muhammadiyah terhadap keadaan, tentu organisasi ini akan siap dengan segala zaman, abad kedua harus lebih baik dari abad pertama," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof M. Din Syamsuddin.

Full self confidence dalam Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah tidak hanya untuk Indonesia tapi untuk dunia, rahmatan lil alamin. Bahwa untuk Indonesia, Muhammadiyah tidak lagi hanya pada gerakan strategis pengembangan kebudayaan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, sosial, maupun ekonomi.

Muhammadiyah sedang menyisir korban-korban dari proses pembangunan ini, yakni kelompok-kelompok marjinal, buruh, petani, nelayan, hingga kaum papa. Sekarang ada Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) yang secara khusus mengambalikan ideologi Muhammadiyah dengan teologi Al Ma’un.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun