Mohon tunggu...
Vox Pop

Ocehan Pemuda yang Sayang Bangsa

5 Januari 2017   16:44 Diperbarui: 5 Januari 2017   16:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang bilang Jakarta itu kotor. Banyak yang bilang Jakarta itu gerah. Tidak sedikit orang yang marah-marah karena kemacetan luar biasa nya Jakarta. Entah itu wisatawan luar negeri yang berpendapat, wisatawan lokal dari luar Jakarta yang coba mengkritik atau bahkan orang Jakarta sendiri yang menghina tempat tinggalnya tanpa melakukan sedikitpun gerakan.

Namanya manusia, yang diingat hanya semua hal yang negatifnya saja. Saya akui, Jakarta memang jorok, Jakarta memang macet dan Jakarta memang ibu kota yang bikin sesak nafas karena padatnya penduduk. Tapi, apa pantas seseorang yang tinggal di Jakarta hanya bisa berceloteh menyaksikan kota tempatnya  beraktifitas bertambah buruk setiap harinya?

Siapa bilang pemerintah Jakarta itu gak bergerak? Orang mana yang bicara kalo pemerintah Jakarta itu cuek? Mungkin memang tidak semua staff di pemerintahan Jakarta itu adalah orang yang jujur dan mau bergerak. Tapi coba kita lihat dengan sudut pandang umum, bukan sebagai sudut pandang seorang warga Jakarta yang selalu merasa dicurangi pemerintah.

Saya tidak menyalahkan pihak manapun. Saya juga tidak berorasi lewat tulisan yang juga masih jauh dari kata sempurna. Namun, kalau semuanya mengeluh, siapa yang membenahi? Jakarta mempunyai  penduduk 10.18.595 jiwa, dan daerah metropolitannya (Jabodetabek) mempunyai penduduk 28 juta jiwa yang hidupnya mondar-mandir, hilir mudik, mengadu nasib, mencari nafkah, hang out di Jakarta. Sekian banyaknya jika semua ikut turun tangan mempercantik Jakarta, pasti sudah dapat dibayangkan serapih apa Jakarta. Tapi memang sangat susah mengatur kepala sebanyak itu yang 72% nya bukan penduduk asli Jakarta dan punya watak dan adat istiadat yang berbeda dari seluruh pelosok Indonesia.

Sedari dulu toleransi adalah hal yang krusial di Jakarta. Jelas sudah, jika masalah muncul dari permukaan Jakarta pasti dampaknya akan muncul pada seluruh negeri. Seperti yang semua orang ketahui, Jakarta adalah poros dari Indonesia. Kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara ini merupakan tujuan utama untuk mencari pekerjaan dan mengadu nasib. Belakangan ini, toleransi banyak sekali berkurang di Indonesia terutama DKI Jakarta. Keragaman budaya dan agama sudah diturunkan dari pendahulu kita, bukankah tugas kita untuk tetap mempertahankan indahnya perbedaan? Maukah anda jika Indonesia hancur? Maukah anda Indonesia diambil alih (lagi) oleh negara lain? Bukan mendoakan, tapi coba kita realistis. Dari dulu Indonesia mampu bertahan dari berbagai macam budaya, ras dan agama karena toleransi. Benar? Walaupun banyak sekali konflik-konflik tentang perbedaan tapi pasti selesai perlahan. Lalu, bagaimana jika toleransi dikesampingkan? Anda tau sendiri jawabannya.

Walau sering kali dicemooh, tidak bisa dipungkiri bahwa Jakarta juga penuh sejarah. Sudahkah anda tau setidaknya 60% sejarah-sejarah yang ada di Jakarta? Jika anda bukan orang yang berhubungan atau memang bekerja di bidang sejarah, saya yakin belum. Demikian juga saya. Jika anda orang yang tinggal di Jakarta, coba setiap anda beraktifitas, lihatlah kiri dan kanan jalan anda. Itu penuh sejarah, penuh kisah yang berarti dan mempunyai makna untuk bangsa.

Pindah dari sejarah, Jakarta juga punya gedung pencakar langit yang membuat mata terpana kalau anda lagi ‘melow’. Apalagi untuk para pendatang dari daerah lain, mereka pasti akan takjub dengan gedung-gedung yang dengan indah mencakar langit. Akui saja, jika anda ke Pusat Jakarta di malam hari, anda masih suka dengan gemerlap lampu malam gedung-gedung walaupun sudah tinggal puluhan tahun di Jakarta karena saya pun demikian. Termasuk mall-mall yang banyaknya bukan main. Saya pernah dengar desas-desus bahwa mall di Jakarta termasuk yang terbanyak di dunia. Wajar sih jika itu benar. Karena anda bisa menikmati mall dengan berbagai tipe dan berbagai tema di Jakarta. Brand-brand yang tersedia pun adalah brand terkemuka di dunia, dari yang murah sampai yang mahalnya minta ampun pun pasti ada.

Dilihat dari 2 paragraf di atas, saya menulis hanya sebagian dari indahnya dan bagusnya Jakarta, hanya sebagian. Masih banyak hal-hal indahnya Jakarta yang tidak bisa saya jelaskan secara lengkap di sini. Anda mungkin bosan, anda mungkin tidak sadar karena memang Jakarta adalah tempat anda beraktifitas. Padahal sebenarnya Jakarta penuh dengan keindahan, walaupun masih banyak kekurangan. Seperti yang saya katakan di atas, manusia memang hanya akan mengingat hal-hal yang negatifnya saja. Saya memang sengaja tidak pernah menulis secara detail tentang semua yang saya tulis di sini karena saya ingin anda berangan-angan sendiri  tentang fakta-fakta yang anda  tau yang berkaitan dengan apa yang saya maksud.

Tulisan ini memang sedikit berbeda dengan tulisan-tulisan tulisan lain di buku ini. Saya memang bukan pemuda yang belum pantas menjadi panutan. Saya sendiri adalah bagian dari mayoritas dari kota yang besar ini, yang sudah mendapat sebagian besar dari hak saya sebagai warga Jakarta. Tapi saya mulai gerah dengan konflik yang terus muncul di Jakarta. Semua orang pasti mengkritik, semua orang pasti mencemooh dengan sudut pandang mereka yang sempit. Hanya dengan pemikiran mereka bahwa mereka berada posisi yang merugikan mereka. Setelah itu? Kembali duduk terdiam menonton aktor-aktor politik yang berlaga.

Tidak, sekali lagi saya tidak menyalahkan siapapun. Siapapun anda, apapun posisi anda, dari manapun asal anda, saat anda membaca ini saya mengajak anda untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik lagi. Jauhi ego anda, mari berpikir secara rasional. Tidak akan ada perubahan tanpa pergerakan. Keberagaman butuh toleransi.

Jaga baik-baik Jakarta, pesan dari saya, seorang pemuda yang sayang dengan bangsa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun