Mohon tunggu...
Gede Ari Oktaviana
Gede Ari Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Gede Ari Oktaviana

Seorang Mahasiswa UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Berkunjung ke Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala

31 Mei 2022   13:52 Diperbarui: 31 Mei 2022   13:57 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman sekarang, dimana perkembangan telah terjad di berbagai sektor, masih banyak kita temui di masyarakat banyak anak yang terlantar dan kurang mendapatkan pendidikan yang layak pada umumnya dibandingkan dengan anak-anak lannya. Di tengah kemajuan perkembangan teknologi dan arus globalisasi, hal tersebut bukanlah jaminan akan meratanya pendidikan di kalangan masyarakat.

Banyak dari mereka yang kehilangan orang tua dan kesulitan secara ekonomi, dan bahkan ada yang sampai tidak memiliki tempat tinggal. Fenomena ini membuat beberapa dari kalangan masyarakat merasa iba, banyak dari mereka yang akhirnya bekerja bersama-sama untuk membangun sebuah Panti Asuhan. Panti Asuhan adalah tempat bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau kurang mampu secara ekonomi. Panti asuhan merupakan suatu lembaga sosial yang menampung, mendidik dan merawat anak-anak yatim piatu, anak-anak yang kesulitan secara ekonomi dan anak-anak terlantar.

Dalam tulisan ini saya akan bercerita terkait pengalaman saya berkunjung ke saya ke Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala.

  • Sejarah Yayasan Gayatri Widya Mandala

Yayasan Gayatri Widya Mandala berdiri pada tanggal 15 Juni 2015 di Tabanan yang dilatabelakangi atas panggilan hati seorang perempuan yang bernama Eriana Herlisanti. Oma, merupakan panggilan yang ia berikan kepada kami untuk memanggil beliau di sana. Beliau berasal dari Solo, Jawa Timur. Dahulunya ia merupakan seorang tenaga pendidik di Sekolah Menengah Pertama, Oma adalah PNS ( Pegawai Negeri Sipil) di SMPN 3 Tabanan.

Oma mendirikan panti ini atas dasar hati nuraninya yang dimana ia melihat banyaknya anak terlantar dan terpengaruh oleh pergaulan bebas di zaman sekarang yang dimana hal tersebut mendorong Oma untuk mulai mengadopsi anak.

Tujuan Oma ternyata  sangat didukung oleh keluarganya, sehingga Oma mulai mangadopsi anak. Dimulai dari 4 anak yang diadopsi hingga mulai bertambah menjadi 16 anak. Meskipun masih menggunakan dana sendiri kala itu, beliau merasa selalu ada saja rejeki. Sehingga tidak ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak.  karena banyaknya jumlah anak terlantar yang semakin bertambah. Awalnya Oma tidak memiliki tempat untuk menampung anak-anak tersebut, Oma hanya mengandalkan rumahnya untuk menampung anak-anak. Namun, Oma percaya kekuatan mantram Gayatri serta doa-doa dari anak yang ia adopsi bahwa akan ada orang yang datang untuk membantu.

Dulu, saat mengurus anak-anak, Oma sama sekali tidak ada kesulitan dalam hal pangan, ini menjadi bukti bahwa mujizat Tuhan ialah sangat nyata, karena Oma percaya, mengurus anak-anaki Tuhan, rezeki tidak akan kemana-mana. Dalam hatinya terbesit keinginan besar untuk merawat dan mengasuh mereka. Namun keinginan itu dipendam karena belum memiliki pengalaman untuk membuka yayasan. 

Keinginannya itu disimpan 11 tahun lalu atau sekitar tahun 2011, Setelah seiring berjalannya waktu, tanggal 15 Juni 2015 Oma mendapatkan tempat untuk menampung anak-anak. Tempat tersebut merupakan hadiah karena anak ke-2 Oma Eriana yang bekerja di klinik kesehatan Jakarta berhasil menyembuhkan seorang pasien, yang kemudian mengucapkan terima kasih. Sebagai balasan atas kesembuhannya, pasien tersebut membantu membangunkan gedung Yayasan Gayatri Widya Mandala yang berlokasi di Jalan Wibisana Nomor 11 Desa Delok Peken, Kecamatan Tabanan. Luas bangunannya yaitu 15 are. Bangunan tersebut dahulunya bekas sekolah swasta yang bangkrut 15 tahun yang lalu yang kemudian dibeli oleh suami Oma, namun mereka tidak bisa mengelola karena kondisi yang hancur dan banyak yang memberi sebutan "tenget" atau angker dikarenakan kondisi saat itu. Sekarang Oma mengasuh 35 anak di yayasannya. Saat virus COVID-19 melanda Indonesia, saat itu di yayasan ada sekitar 30 anak asuh yang sebagian besar usia sekolah memerlukan handphone (HP) untuk belajar online, sementara anak-anak tidak pernah yang namanya punya HP. Akhirnya dipanggil pihak sekolah dan ditegaskan agar diusahakan anak-anak punya HP. Di tengah desakan itu, Oma Eriana mengajarkan anak-anak supaya tidak berkecil hati dan terus berpikiran positif. Oma mengajak mereka untuk berdoa kepada Tuhan. Tidak lama Oma dipanggil lagi oleh sekolah dan dikira akan kena tegur lagi, ternyata guru-guru urunan (Iuran) membelikan HP untuk anak-anak yayasan. Astungkara sekarang ini mereka semua sudah punya.

  • Jumlah Orang di Yayasan Gayatri Widya Mandala

Jumlah anak asuh di Yayasan Gayatri Widya Mandala berjumlah 35 orang baik itu dari balita, hingga paling besar adalah siswa SMK.

  • Sistem Asuh di Yayasan Gayatri Widya Mandala

Saat saya beerkungjung ke sana, saya melihat sistem asuh adalah sistem tanggung jawab oleh anak yang lebih tua. Maksudnya adalah jika seorang anak masih TK harus memiliki 1 orang kakak tanggung jawab hingga nanti anak tersebut bisa mandiri dan juga akan menjadi seorang kakak yang aan bertanggungjawab kepada salah seorang adiknya di Yayasan Gayatri Widya Mandala. Anak yang lebih kecil disuruh memilih kakak mana yang menurut mereka nyaman menjadi kakak asuh. Nanti kakak asuhnya yang mengajarkan makan sendiri, belajar dan hal-hal lain sehingga mereka mandiri Dan perlu diketahui juga bahwa di Yayasan Gayatri Widya Mandala itu disesuaikan dengan hobi dari anak-anak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun