Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berkat Selotip, Material Terkuat di Dunia Ini Berhasil Ditemukan

25 Juli 2016   21:15 Diperbarui: 27 Juli 2016   08:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Profesor Andre Geim. (sumber: manchestereveningnews.co.uk)

Eureka! Sudah hampir 2500 Tahun terlewat ketika kata ini meluncur dari mulut Archimedes saat ia masuk ke dalam bak mandinya dan menemukan fenomena yang membuat namanya abadi, atau begitu kata orang. Suatu malam di suatu Jumat pada tahun 2004, kata yang sama mungkin juga keluar dari mulut Profesor Andre Geim dan Profesor Kostya Novoselov. Berkat sebuah selotip, mereka berhasil menghasilkan material terkuat di dunia.

Graphene, begitulah mereka menyebutnya. Material yang diklaim merupakan benda 2 Dimensi pertama di dunia ini didapatkan dengan cara yang tidak sespektakuler klaimnya, hanya menggunakan selotip. Sebenarnya material ini secara teoritis sudah banyak diperbincangkan oleh ilmuwan-ilmuwan terkemuka di seluruh dunia pada tahun 1940-an, namun karena pada waktu itu menghasilkan benda 2 Dimensi dipandang mustahil, pencarian Graphene dengan serta merta masuk ke laci lemari para ilmuwan dan tak tersentuh lagi.

Beberapa dekade setelahnya, para imuwan kembali memimpikan cara untuk bisa menghasilkan material "fantasi" ini. Mereka mencoba dengan berbagai cara dan alat-alat termutakhir namun hanya dapat mengisolasi Graphene diatas bidang benda lain, tanpa bisa membuat material yang utuh.

Andre Geim, seorang peneliti dari University of Manchester, yang kemudian pada tahun 2002 kembali menaruh minat dan mempelajari bagaimana cara menghasilkan material ini. Andre kemudian menantang seorang mahasiswa Ph.D yang berada dibawah bimbingannya untuk bisa mengikis sebanyak-banyaknya lapisan pada sebongkah grafit - bahan yang biasa digunakan untuk pensil. 

Mahasiswa itu hanya mampu mengikis hingga tersisa hanya 1000 lapisan. Andre belum puas, ia ingin mengikis lebih banyak lapisan hingga tersisa hanya 10-100 lapisan. Ia memutar otak sangat keras hingga akhirnya ia teringat dengan selotip yang biasanya digunakan untuk membungkus bongkahan grafit tersebut.. Dilihatnya selotip tersebut, ternyata ia dapat menemukan jejak grafit yang sangat tipis, dari sana ia akhirnya mencoba menggunakan selotip dan berhasil menghasilkan Graphene utuh pertama di dunia.

Graphene merupakan kristal karbon yang memiliki tebal hanya 1atom. Coba ambil sehelai rambutmu dan bila kalian bisa belah rambut itu hingga menjadi 10 juta bagian, ambil satu bagian dan setipis itulah material yang berhasil dihasilkan oleh Andre dan Kostya ini. 

Meskipun tipis, ternyata Graphene merupakan material terkuat di dunia. Material ini diklaim 200 kali lebih kuat dari besi dan lebih keras daripada berlian. Kekuatan dan kekerasan material ini berbanding terbalik dengan berat dan kelenturannya. Walaupun sangat keras, Graphene ternyata lebih ringan dari bulu paling ringan sekalipun dan lebih lentur dari plastik sehingga dapat dengan mudah dibentuk menjadi berbagai macam bentuk. Selain itu, Graphene memiliki konduktivitas - kemampuan suatu media dalam menghantarkan listrik - 200 kali lebih baik daripada silikon, begitu juga kemampuan menghantarkan panasnya. Tak ayal, material ini digadang-gadang sebagai "wonder material" dan diprediksi akan mengubah berbagai industri sepenuhnya.

Beberapa perusahaan dan institusi penelitian telah mencoba menggunakan Graphene ini untuk meningkatkan kemampuan teknologi mereka. Teknologi penjernihan air, elektronik, energi, bahkan transportasi sudah dirancang menggunakan Graphene sebagai bahan baku. Dilansir dari Manchester Evening News, para peneliti di University of Manchester dan Beijing Institute of Areonautical telah bekerjasama dalam upaya untuk menciptakan kereta dan pesawat dari bahan Graphene ini. Dengan investasi besar-besaran dari China, mereka berharap dapat merevolusi cara kita berpindah dan bergerak dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Hingga saat ini masih terdapat kritik terhadap material ini, antara lain material ini masih cukup sulit dan mahal untuk diproduksi skala besar sehingga material-material lain yang sudah lebih dulu ada seperti silikon atau baja komposit jauh lebih praktis dibanding material termutakhir ini.

Walaupun begitu, teknologi Graphene ini tentunya dapat membuka pintu kearah inovasi-inovasi yang lebih "gila" lagi dan mudah-mudahan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Kita lihat saja bagaimana perkembangan kedepannya dan semoga para inventor di Indonesia juga bisa memanfaatkan material ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun