Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Itu IndonesiaLeaks dan Kenapa Kita Harus Peduli?

7 Januari 2018   08:16 Diperbarui: 7 Januari 2018   09:00 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://indonesialeaks.id/index.html#headline

Tahun 2010 Dunia dihebohkan oleh Wikileaksyang menguak ratusan ribu dokumen rahasia dari kabel diplomatik Amerika Serikat bekerja sama dengan lima outlet berita dunia: Le Monde, El Pais, Der Spiegel, The Guardian dan The New York Times. Meskipun kabel yang dipublikasikan hanya sekitar 200 kabel, Ulasan jurnalistik yang mendalam memperbesar dampak dari pembocoran publik tersebut. Isu-isu yang sebelumnya dianggap konspirasi dikonfirmasi oleh dokumen-dokumen yang dirilis oleh wikileaks. Secara Global, pandangan masyarakat dunia terhadap diplomasi internasional mulai berubah. Indonesia juga terkena dampaknya dengan terkuaknya pengaruh asing terhadap keadaan sosial, politik, ekonomi, bahkan religi di negara ini.

Kemudian di tahun 2016, dunia diguncang lagi oleh skandal Panama Papers yang diklaim sebagai pembocoran data terbesar di sejarah pembocoran dokumen rahasia di dunia. Sekitar 11,5 Juta dokumen dengan total ukuran data sebesar 2,6 TB dari perusahaan Monssac Fonseca yang berisi tentang informasi rinci mengenai lebih dari 214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya. 

Hasil kerja jurnalistik investigasi ini diawali dengan pembocoran dokumen oleh Anonim kepada kantor berita German Sddeutsche Zeitungyang langsung menyadari skala informasi yang diterima ini kemudian bekerja sama dengan ICIJ  (International Consortium of Investigative Journalists) melibatkan jurnalis dari 107 media di 80 negara. Dokumen ini menguak praktik-praktik kotor para konglomerat dunia yang mengeksploitasi kebijakan pajak di beberapa negara, yang kini dikenal dengan Surga Pajak, untuk menyelamatkan kekayaan mereka dari pajak, sanksi internasional, serta indikasi adanya aktivitas-aktivitas penipuan dalam skala besar. 

2.961 nama konglomerat di Indonesia pun ikut tersebut dalam dokumen tersebut. Diperkirakan negara kehilangan potensi pajak hingga 11.400 Triliyun dengan dipindahkannya aset kekayaan para konglomerat ini ke beberapa mancanegara. Merespon hal ini, Pemerintah Indonesia akhirnya mengeluarkan kebijakan Amnesti Pajak dalam upaya mengembalikan modal tersebut ke tanah air.

Kurang lebih ini bisa menggambarkan seberapa besar dampak partisipasi publik terhadap transparansi dan keterbukaan data sehingga terbentuk opini publik dan menjadi energi untuk perbaikan-perbaikan. Hal inilah yang kemudian ingin diadopsi di Indonesia melalui Indonesialeaks. 

Indonesialeaks didesain untuk menjadi platform mandiri bagi informan publik untuk membagikan informasi-informasi yang bersifat rahasia dan menyangkut kepentingan publik. Platform ini digagas oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) bersama 10 kantor berita dan 5 lembaga non-profit di Indonesia untuk bisa menyelesaikan permasalahan korupsi, penyelewengan jabatan, dan bentuk-bentuk ketidakadilan publik lainnya.

Alur kerja dari Indonesialeaks ini kurang lebih mengadopsi alur kerja dari pembuatan Panama Papers dan Wikileaks (yang sekarang). Publik dapat mengirimkan dokumen-dokumen penting nan rahasia ke platform ini yang dilindungi dengan fitur enkripisi sehingga kerahasiaan identitas pelapor pelanggaran dapat terjamin.

Kemudian, dokumen tersebut dibagikan ke media kolaborator untuk kemudian dilakukan kerja-kerja jurnalistik termasuk didalamnya verifikasi kebenaran informasi tersebut. Melalui platform ini, Para Jurnalis, walaupun dari media massa berbeda, bisa berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah laporan jurnalistik mengupas penyelewengan publik dengan mutu yang tinggi.

Selain itu dengan sinergi yang terjalin, lingkup pemberitaan bisa meluas dan memperkuat media dalam menjalankan fungsi pengawasan, membongkar praktik-praktik korupsi dan memberikan suara bagi mereka yang tak bisa bersuara.

Berbeda dengan Wikileaks di masa-masa awal yang mempublikasikan langsung dokumen-dokumen ke ranah publik, Indonesialeaks berusaha meminimalisasi penyebaran informasi-informasi yang tidak kredibel dan bisa saja mengandung unsur kebohongan dengan mempercayakan kepada mekanisme jurnalistik yang dipagari oleh kode etik yang berlaku. Ini salah satu upaya menjaga platform ini tidak berakhir menjadi outlet penyebaran hoaks.

Pun dengan berbagai tujuan baiknya, kita tetap harus waspada karena ide ini tetap saja memiliki kelemahan-kelemahan yang harus diantisipasi. Salah satunya adalah dapat disetir menjadi alat politik melalui pengelolaan arus dokumen rahasia yang dirilis bertepatan dengan momen politik tertentu. Kenyataanya ini bukan omong kosong dan mungkin terjadi, salah satu contohnya adalah pembocoran server pribadi Hillari Clinton dan percakapan dengan Rusia yang dirilis tepat saat kampanye Pemilu Presiden AS berlangsung. Hal ini didukung dengan fakta bahwa terjadi pertemuan antara Julian Assange (Spokesperson Wikileaks) dengan Donald Trump sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun