Mohon tunggu...
PEMULA27
PEMULA27 Mohon Tunggu... Petani - Terima kasih

Petani Berdasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jadilah Generasi Nunduk yang Peka di Tengah Kerasnya Digital 4.0 dalam Memberantas Hoaks

23 Januari 2021   12:27 Diperbarui: 23 Januari 2021   12:31 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari thebabyspot.ca

Di jaman mileneal seperti sekarang ini dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih, hidup manusia digambarkan sedemikian rupah, ibarat sebungkus rokok digital. Di dalam sebungkus rokok digital itu semuanya tersedia, dari teknologi, filsafat, hiburan, film, hingga teologi, kemudian mulai dari hiburan yang memuaskan hingga ekonomi milyaran, dari kebutuhan pendidikan hingga pengangguran, dari kebutuhan pangan untuk kehidupan sampai dunia akhirat, semua tersedia dan bahkan dijamin kualitas dan kuantitasnya. Tuhan dan setan pun ikut menyejarah di dalamnya hanya dengan mengoyangkan jari jempol atau pun berbicara sepata kata saja semuanya akan terwujud. Begituhkah gambaran kehidupan teknologi masa kini, seakan-akan manusia tidak membutuhkan individu lain untuk berproses dan bersosialisasi. Yang uniknya lagi bahwa kehadiran  manusia lain bisa didigitalkan melalui berbagai bungkusan rokok yang dengan berbagai merek dan kenikmatannya. Media sosial rokok saat ini menjadi ajang dari eksistensi manusia itu sendiri. Ber-medsos mati, Tidak ber-medsos mati, maka aku harus ber-medsos sampai mati hingga aku pun ada.

Ada pun fenomena yang paling teragis dalam media social masa kini yaitu terjadinya tempat tempur bagi para profokator yang licik dan pandai dalam mengkolaborasi kebohogan yang dapat memecahbelahkan kehidupan manusia yang sudah harmonis dari awal ia dilahirkan. Menurut hemat penulis semisal dengan adanya peluruh yang berupa Hoax, yang selalu mengepul di setiap penjuruh dunia tanpa basa-basi serta menybar tanpa hambatan. Dengan demikian, tatapan manusia hanya selebar bungkusan rokok dan penciuman manusia yang menghirup arom informasi itu semakin tajam sehingga tidak heran dan bahkan kebanyakan diantara manusia sudah terkena virus dan menjadi bagian dari anggota Hoax. Keadaan ini yang dikatakan kerasnya rokok digital yang perlu diwaspadai dan bila perlu agar dimusnahkan untuk tidak menjadi sandungan bagi publik terutama generasi yang suka nunduk masa kini.

Menarik bahwa membicarakan cara kerja rokok digital dari perspektif realitas dan bagaimana cara menghindari dan mengatasinya. Maka dari itu perlu dicegah berita yang satu ini. Hoax merupakan segelintir informasih yang oleh produksinya diharapkan diisap oleh mulut manusia, dicerna oleh syaraf kemudian syaraf itu mengisyaratkan untuk mendorong pribadi dalam menyerang, sebagai tanggapan atas informasi yang dibaca atau didapatkannya. Biasanya bahwa tindakan ini banyak dilakukan generasi nunduk jaman ini, baik muda mau pun dewasa tanpa ada batasan umur atau gelar yang ada pada dirinya. Jika ditelusuri lebih dalam hoax mamapu memanipulasikan pikiran manusia, membabibutakan dan bisa mengadukannya hingga menimbulkan rasa takut, emosi, jijik, marah dan sebagainya. Tindakan seperti ini jika memuncak akan mengundang tindakan kerasnya digital untuk mempengaruhi perilaku, pikiran dan perkataan manusia. Disaat seperti ini yang dialami manusia hanyalah kesesatan berpikir dan kesempitan nalar.

Dengan demikian langkah paling dini untuk mengatasi hal ini tentu bukanlah perkara muda tetapi membutuhkan kesadaran dan keberaniaan mengambil langkah yang paling penting agar memberikan jeda antar para informasi dan reaksinya. Pada umumnya bahwa Hoax melibatkan orang yang tidak memberi batasan antara paparan informasi dengan reaksi. Dalam level yang lebih menegaskan bahkan diantara anggota Hoax tidak membaca tuntas atau menyesuaikan dengan mencari asal usul informasi yang diperolehnya dengan cermat tetapi yang dilakukan anggota Hoax yaitu langsung menyebarkannya. Maka, diperlukannya suatu lembaga yang menuntaskan polemik ini.

Sementara itu, pemerintah juga harus bisa meredam amara para korban Hoax, sehingga tidak pulah menimbulkan fenomena- fenomena yang bersifat kekerasan tetapi diatur suatu perdamaiaan serta cara yang layak dalam mengadili tindakan tanpa ada kerugian satu sama lain. Permasalahan seperti ini tentu harus cepat diatasi dan bukanlah menjadi tanggung jawab "sesorang pribadi" tetapi seharusnya menjadi renungan bersama. Kemudian, dilain pihak untuk menyelesaikan Hoax pun bukan saja tanggung jawab pemerintah. Namun, semua pihak harus melibatkan diri. Baik dalam kalangan mahasiwa, lingkungan social, keluarga dan seterusnya. Dengan demikian bahwa manusia semua mempunyai peran penting dalam memberantaskan Hoax yang masih merajalela hingga jam ini,dan detik ini baik dalam negeri maupun mendunia. 

Di tingkat lain pun penting juga untuk ditegakan bagi para jurnalis yang berkipra dalam bidang informasi agar perlunya gerak maju dalam memberantas Hoax sebab, merekalah yang mampuh mengetahui kebenaran akan informasi yang aktual untuk diketahui masyarakat. Dengan demikian, kedamaian sebuah bangsa akan dapat terwujud bila dari prestasi kerukunan dalam menjaga kebasan informasi yang bertanggung jawab itu terjamin.

Kemajuan suatu bangsa dan keakraban serta saling menghargai pun tidak akan dikenang

lingkungan sosia jika tidak menghilangkan, memberantasi oknum-oknum pemberontak, tetapi hanya mungkin dikenal dan dikatakan harmonis apa bila jika semua mampu menjaga, menghargai, dan memberi informasi yang mendatangkan kesejukan bagi pembaca dan terhibur bagi orang yang mengalami musibah serta tergerak hatinya bagi orang kaya dalam membantu orang yang mengalami kesulitan hidup. Selain itu bahwa pembaca yang budiman dapat mengetahui informasinya secara tepat dan jelas tanpa ada Hoax. Seharunya bahwa hal ini yang perlu ditegakan dan dihidupi dalam dunia digital jaman milenial bukan yang tidak akurat.

Dengan begitu pula penting  agar generasi nunduk selalu diingatkan untuk kembali mengingat kepada ke ke-dalam-an. Ke kedalaman yang dimaksudkan disini adalah rumah. Jika kita percaya bahwa tubuh kita sebagai rumah Allah, maka dengan sejenak kita diam, kompak, dan kerja sama yang positif dalam memberi informasi baik dalam negeri mau pun dari luar negeri dengan tidak melakukan modifikasi yang menimbulkan konflik tetapi, dengan bergandengan tangan mengatasi Hoax yang semakin meraja lela di dunia digital dan semakin marak dikalangan generasi muda bangsa dan bahkan menumpuk tanpa ada solusi dalam mengatasinya. singkat kata manusia akan sukses membangun kembali generasi nunduk dengan memberantas oknum hoax yang meraja lela di jaman modern ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun