Mohon tunggu...
GEA ALIAJANAH
GEA ALIAJANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aksi Pulihkan Hutan Libatkan Puluhan Warga

6 Oktober 2022   00:38 Diperbarui: 11 November 2022   01:06 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanaman bibit pohon di hutan bersama masyarakat Dusun Wonorejo, Desa Resapombo, dan pihak lain yang mendukung kegiatan ini. Dokpri

Keberadaan hutan membawa dampak positif bagi manusia dan lingkungan bagi keberlangsungan hidup. Hutan menjadi bagian terpenting karena banyak memberi manfaat kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. 

Hutan memiliki banyak peran sebagai pemasok oksigen dan air, menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah, sarana tempat tinggal makhluk hidup, sumber keanekaragaman hayati, dan mencegah terjadinya bencana alam. 

Oleh karena itu, betapa pentingnya menjaga hutan dari tindakan-tindakan yang merusak dan melakukan upaya-upaya konservasi demi kelestarian hutan.

Masyarakat peduli hutan di Dusun Wonorejo, Desa Resapombo dapat menjadi contoh dalam upaya pelestarian hutan. Masyarakat memiliki kesadaran dan inisiatif yang baik terhadap konservasi hutan di wilayah mereka dengan melakukan penanaman pohon. 

Kawasan yang ditanami pohon merupakan kawasan yang mengalami longsor akibat sedikitnya tegakan/pohon yang ada. Selain itu, keberadaan sumber mata air dan sungai yang ada di sekitar hutan tersebut menjadi bagian yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi adanya dampak dari perubahan tutupan lahan yaitu salah satunya dengan rehabilitasi hutan.

Penerapan rehabilitasi hutan tentunya harus dilakukan pengawasan dan pengecekan yang berkala. Pemanfaatan teknologi geospasial dapat dimanfaatkan untuk melakukan monitoring hasil rehabilitasi hutan. Pemanfaatan drone, GPS, dan penggunaan aplikasi android (avenza maps) dapat digunakan sebagai monitoring rehabilitasi hutan. 

Dengan adanya pemenfaatan teknologi geospasial, diharapkan rehabilitasi hutan yang ada di Desa Resapombo dapat pulih kembali, dan fungsi hutan sebagai sebagai daerah lindung dapat terjaga kelestariannya. 

Hal ini juga terlihat dalam penerapan TIK di bidang kehutanan yang menggunakan aplikasi GIS dan GPS (Global Positioning System) berbasis smartphone yang dinilai sangat mudah digunakan untuk keperluan lapangan dan relatif murah.

Menurut penuturan salah satu warga, lahan pertanian yang dimanfaatkan masyarakat sudah lama dibuka sejak 40-50 tahun yang lalu (Deny, 2022). Lahan tersebut digunakan untuk pertanian cengkeh, kopi, durian, dll. 

Namun, seiring berjalannya waktu pengelolaan lahan tersebut kurang diperhatikan dan lahan dibiarkan begitu saja. Akhirnya lahan pertanian tersebut kurang produktif dan hanya ditumbuhi tanaman bukan tegakan.

Oleh karena itu, lahan yang ada menjadi rawan terjadinya longsoran dan menyebabkan kerusakan daerah lembahan yang didalamnya terdapat sumber air yang digunakan oleh masyarakat sekitar.

Longsoran lahan yang akan ditanami
Longsoran lahan yang akan ditanami

Dari jabaran permasalahan yang ada di Desa Resapombo, tim pengabdian masyarakat yang beranggotakan mahasiswa dari Universitas Negeri Malang ingin memberikan kontribusi dalam hal peningkatan pengetahuan mengenai potensi sumberdaya alam dan pemanfaatan lahan supaya lebih produktif dan mampu menanggulangi longsoran yaitu dengan reboisasi sebagai usaha rehabilitasi hutan. Tim ingin mencari pengalaman di luar lingkungan bangku kuliah dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan yang lebih luas lagi. 

Selain itu, untuk mempermudah pelaksanaannya digunakan aplikasi android untuk mendata potensi yang terdapat di wilayah kajian. Pemilihan peningkatan pengetahuan ini memiliki nilai yang penting tentang pemahaman masyarakat Desa Resapombo mengenai pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada terutama kawasan hutan.

Masyarakat yang sedang menanam bibit setelah membuat lubang tanam
Masyarakat yang sedang menanam bibit setelah membuat lubang tanam

Tahapan rehabilitasi hutan diantaranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kelompok tani/masyarakat peduli hutan Dusun Wonorejo. Kemudian melakukan koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan. 

Setelah itu mulai melakukan tahap pembuatan bibit tanaman dan dilanjutkan dengan penanaman. Setelah tahap penanaman selesai, selanjutnya melakukan pemotretan udara menggunakan drone dan pemetaan lahan menggunakan aplikasi ArcGIS.

Sosialisasi kepada masyarakat bersama pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan ini
Sosialisasi kepada masyarakat bersama pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan ini

Dalam menyukseskan kegiatan ini, tim menggandeng beberapa pihak yaitu pihak Desa Resapombo, Siswa Pecinta Alam (Gogoniti) SMK Negeri 1 Doko, Sahabat Menanam Blitar, dll.

Masyarakat Dusun Wonorejo sangat senang dan antusias menyambut kegiatan ini. Menurut pengakuan salah satu masyarakat "Kegiatan seperti inilah yang kami butuhkan apalagi dalam upaya menjaga lingkungan dari bencana seperti longsor yang sudah terjadi bersama mahasiwa-mahasiswa. Saya sangat bersyukur mendapat bantuan bibit-bibit pohon yang berfungsi secara ekologi dan ekonomi dalam membantu kesejahteraan masyarakat sembari mengelola hutan".

peta-area-penanaman-rehabilitasi-hutan-desa-resapombo-kabupaten-blitar-636d3d8fc3bdbf35fa1c91f2.jpg
peta-area-penanaman-rehabilitasi-hutan-desa-resapombo-kabupaten-blitar-636d3d8fc3bdbf35fa1c91f2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun