Mohon tunggu...
Askara Aksara
Askara Aksara Mohon Tunggu... Lainnya - tempat paling menyenangkan untuk berhitung dengan aksara

tidak hanya aku padamu, tetapi juga darimu untukku. selamat berpesta kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trapped

29 November 2021   06:59 Diperbarui: 29 November 2021   06:59 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trapped by Jordi Koalitic

"Beberapa hari ini aku sering bermimpi tentang seorang gadis yang sangat bahagia dengan segala tanggung jawabnya yang berat. Kau tau, semalam aku bermimpi gadis itu mendapat peran untuk membagikan harta warisan milik sepupunya yang baru saja meninggal. Padahal dia tidak pernah satu kalipun dipercaya untuk memegang tanggung jawab. 

Yang sering dia lakukan hanyalah meringankan beban seseorang dengan membantunya. Ah, dua hari lalu aku juga memimpikan gadis itu. Dia sedang bermain ke rumah neneknya yang sudah meninggal. 

Si gadis dan kakak perempuannya disuguhi makan siang oleh neneknya yang tersenyum lebar dan terus mengeluarkan makanan dari tungku dapur. Menu terakhir yang nenek suguhkan sebelum aku terbangun adalah bubur kacang hijau yang dicampur dengan nasi bukan ketan hitam. Tapi hal bahagia itu selalu membuatku menangis setiap kali bangun." aku mengulum senyum sebelum melanjutkan cerita. 

"Ah, satu ketika aku merasa melihat gadis itu sedang makan es krim vanila bersama wanita paruh baya yang mengendong seorang anak laki-laki. Lalu tiba-tiba si gadis terlempar dan mendarat di sebuah tangga sebuah sekolah. Kukira itu adalah sekolah menengah pertamaku? Aku tidak begitu ingat. Yang jelas ada gadis itu dan sekelompok anak seusianya sedang bercengkerama tapi si gadis hanya melihat sepasang mata seorang laki-laki diseberangnya. 

Mungkin dia sedang jatuh cinta pada laki-laki itu. Matanya sangat bersinar dan setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar renyah juga sedikit mencari perhatian. Dia pasti sangat senang bisa bersama orang yang dicintai. Ah, maaf, apakah ceritaku terlalu panjang?" wanita paruh baya didepanku menggeleng. Aku menanggapinya dengan anggukan. Masih terlarut dalam perasaan si gadis yang sangat bahagia dalam mimpiku, aku meneruskan cerita tentang mimpi-mimpi bersama si gadis selama sebulan ini. 

"Apakah kamu masih menangis setelah bangun?" tanya wanita itu. Aku mengangguk, mengiyakan. Dan menambahkan, "Aku juga semakin sering kelelahan dalam aktivitas harianku. Bernapas saja rasanya melelahkan. Tapi begitu akan tidur, energiku seperti pulih. Bahkan aku sangat bersemangat dan berdoa untuk bertemu gadis itu lagi."

"Aktivitas apa yang sekarang kamu lakukan? Apakah hal-hal yang kamu tidak sukai?" tanyanya lagi. Aku menggeleng, mengingat kembali seluruh aktivitas yang kulakukan belakangan ini. "Sepertinya semua pekerjaanku adalah hal yang kusukai. Hanya saja aku lebih sering bertemu dengan orang baru." aku mengangkat bahu. 

"Tuntutan pekerjaan? Entahlah. Yang kurasakan hanya, aku ingin segera bertemu dengan gadis itu". jawabku tanpa melihat mata wanita itu.  Terlalu berat rasanya untuk menatap mata almon didepanku itu. Dia seolah bisa menguliti kepalaku hanya dengan satu tatapan. Meskipun dia tidak pernah sengaja mengintimidasi tapi terkadang dia terlihat sedang melakukannya. 

"Hhmmm, begitu rupanya. Apa kamu tau siapa gadis itu? Apakah dalam mimpimu itu, kamu adalah si gadis atau hanya melihat si gadis?"

"Aku hanya melihat gadis itu bersenang-senang." aku tidak menjelaskan lebih lanjut. Ada desakan kuat yang menarik lidahku kedalam. Wanita itu tersenyum melihatku. 

Dia menulis entah apa dalam kertas yang sejak tadi ada dipangkuannya. Mungkin dia sedang menungguku untuk bicara lagi. Sementara aku terus diam sampai bisa mendengarkan dengung pendingin ruangan, coretan pena dikertas juga suara berisik dari luar yang terdengar samar. Aku tenggelam dalam suasana itu, kepalaku riuh dengan kata-kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun