Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Sih Seharusnya Etika di Rumah Makan?

11 Desember 2020   22:22 Diperbarui: 11 Desember 2020   22:36 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by S. Hermann & F. Richter from Pixabay

Sore hari itu kami sekeluarga memutuskan untuk makan malam bersama di sebuah rumah makan di pinggiran kota Jakarta. Setelah pekerjaan di kantor yang cukup melelahkan di malam sebelum malam Minggu, rasanya memang perlu memanjakan diri sejenak bersama keluarga.

Rumah makan yang terletak di sebuah komplek perkantoran itu memang tidak cukup besar, hanya satu ruko dua lantai tapi namanya cukup dikenal di kalangan masyarakat sehingga tidak heran, tempat itu cukup ramai dikunjungi pada jam-jam tertentu.

Sesampainya di sana, kami mengambil tempat duduk di pojokan dekat meja kasir. Di sebelah kami meja sudah terisi pengunjung sementara  di seberang kami terlihat deretan bangku kosong dan meja telah disusun rapi berjejer dan nampak tanda 'Reserved' terpasang di sana. Rupanya ada orang yang akan mengadakan acara.

Kami pun mulai memesan hidangan dan menikmati makan malam bersama. Tak lama nampak satu keluarga masuk ke rumah makan itu dan mengambil tempat tepat di belakang barisan yang sudah di 'Reserved' tersebut.

Rombongan keluarga yang baru datang itu membawa serta juga sang nenek yang berjalan sambil dipapah oleh seseorang. Rupanya mereka juga ingin merayakan kebersamaan dalam santap malam bersama.

Suasana di luar yang hujan ditambah alunan musik yang lembut di dalam ruangan membuat acara makan malam kami begitu menyenangkan. Apalagi ditambah dengan makanan yang nikmat dan pelayanan yang memuaskan.

Sampai akhirnya tibalah mereka yang punya hajat di barisan 'Reserved' tersebut. Sekelompok cewek-cewek millennial yang segera memenuhi bangku yang sudah dipesan. Kalau dihitung jumlahnya sekitar sepuluh orang. Dari pembicaraan yang terdengar rupanya mereka sedang merayakan ulang tahun.

Suasana yang tadinya begitu damai dan menyenangkan sontak berubah seperti pasar malam dengan kehadiran mereka.

Perbincangan dengan diselingi tawa cekikikan terdengar membahana. Belum lagi suara ribut karena beberapa orang membicarakan topik yang berbeda dengan intonasi suara seakan saling berlomba siapa yang paling keras berbicara dialah yang menjadi pemenangnya.

Sementara salah satunya sibuk menyuruh para pelayan di tempat itu untuk mengambil foto bersama dengan beberapa angle yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun