Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kulihat Sembilu di Matamu

13 Juli 2020   13:52 Diperbarui: 13 Juli 2020   13:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Nika Akin from Pixabay

Dulu, kita pernah bercerita tentang dunia
Tempat masa depan dan asa bertemu
Sebelum kamu pergi meninggalkan aku
Yang diam terlarut dalam kesepian jiwa.

Mungkinkah cinta senyata embun pagi
Kala tidak ada lagi sinar matahari yang menyinari
Mungkinkah cinta senyata gugusan semburat cakrawala
Kala tidak ada lagi lautan yang jadi batasnya.

Pernah kamu bertanya,
Bagaimana jika cinta tidak cukup berharga
Untuk diperjuangkan bersama
Melebihi harta di dunia.

Akupun berkata,
Walau cinta tak dapat bicara
Masa depan selalu akan ada
Jika kita arungi bersamanya.

Namun kini, kamupun telah pergi
Perjuangan usai sampai disini
Lelah sudah melawan arus duniawi
Meninggalkan luka menimbulkan nyeri.

Aku masih ingin memelukmu
Memandang kejernihan surgawi di jiwamu
Meski ketika aku pandang matamu
Terlihat sembilu yang merobek hatiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun