Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ojek Online dan Tukang Sate

6 Mei 2020   16:35 Diperbarui: 6 Mei 2020   16:32 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Danang menghempaskan tubuhnya di meja makan, tampak di depannya sepiring nasi, semangkuk sayur asam dan beberapa iris tempe dan tahu serta segelas air putih. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Pantas saja dari tadi perutnya sudah keroncongan mencari makanan. Di luar hujan turun dengan derasnya. Semoga tidak banjir lagi, Danang membatin.

"Mas, kamu habiskan saja semuanya, tadi aku sudah makan duluan," , suara Tari istrinya yang sedang hamil anak pertama mereka menggema dari balik kamar tidur

"Ya sudah", Danang menjawab sekenanya

Sambil menikmati makan malamnya, pikiran Danang berkelana mengingat kejadian yang dia alami hari ini.

Sejak ia di PHK perusahaannya dahulu yang bergerak di bidang penjualan alat alat stationery, Danang harus berpikir keras untuk mencukupi kebutuhan ia dan istrinya sehari hari.

Kalau dulu selama ia bekerja sebagai sopir pengantaran barang kurang lebih 6 tahun, gaji ditambah tunjangan ini dan itu cukup untuk kebutuhannya sehari hari dan ketika ia memutuskan menikah setahun kemudian, ia masih bisa mengontrak rumah untuk ditinggali mereka berdua.

Tapi sekarang, sejak ia memutuskan menjalani pekerjaan sebagai ojek online, pemasukannya menjadi tidak menentu, kadang bisa melebihi gaji yang pernah ia miliki kadang juga kurang, tergantung seberapa giat ia mencari orderan baik penumpang maupun pemesanan makanan secara daring.

Saat ini dia juga sedang menantikan kelahiran anak yang ia dan istrinya nantikan selama 4 tahun perkawinan mereka dan saat ini usia kehamilan istrinya sudah menginjak 6 bulan, itu berarti sudah saatnya ia mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran sang buah hati ke dalam hidup mereka yang juga berarti penambahan biaya hidup.

Beruntung Tari saat ini masih bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah toko bahan bangunan sehingga beban biaya hidup tidak berat sebelah melainkan bisa ditanggung bersama tapi tetap saja kewajiban Danang sebagai seorang suami membuat ia berfikir keras untuk mencari tambahan uang untuk kebutuhan persalinan dan kelahiran kelak.

Hari ini Danang merasa begitu lelah. Sejak ia keluar untuk membawa penumpang dari pukul enam pagi, ia hanya beristirahat untuk makan siang saja di sebuah warung makan selama sekitar 30 menit, setelah itu dia kembali mengambil setiap orderan yang masuk ke aplikasi ojek online nya sampai tiba tiba saja ban motornya kempis di tengah jalan.

Untung saja itu terjadi setelah ia mengantarkan seorang penumpang ibu ibu ke sebuah pusat perbelanjaan di bilangan Jakarta Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun