Mohon tunggu...
Gayuh Ilham Widadi
Gayuh Ilham Widadi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Jembatan Merah Belum Pudar, Kini Berubah Menjadi Tujuan Wisata Goweser Purbalingga

5 Juli 2020   01:59 Diperbarui: 5 Juli 2020   02:35 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan merah Purbalingga (doc : Instagram @fathan_drone)

Sejak diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial karena merebaknya Pandemi covid -19, suasana jembatan merah yang dulunya penuh sesak dengan warga untuk sekedar me-refresh otak maupun melepas penat setelah beraktifitas ataupun menghabiskan waktu bersama sanak saudara terdekat di tempat wisata sederhana dan murah meriah tersebut kini tak pernah terlihat seperti dahulu.

Jembatan merah mulai berdiri pada tahun 2019, infrastruktur yang merupakan sarana penghubung antara dua kecamatan dibawah kelola Pemda purbalingga menghubungkan dua Desa di kecamatan Pengadegan dan Karangmoncol (Tegalpingen dan Karangmoncol).

Pada awal berdirinya sempat viral di media sosial masyarakat kota Perwira, bahkan sampai meluas ke beberapa kota sekitar seperti Banyumas, Banjarnegara, dan sekitarnya. Karena jembatan tersebut cukup memiliki pesona tersendiri, sesuai dengan namanya yakni mempunyai warna merah mencolok di sekujur batang baja penyangga konstruksi.

Awalnya tempat tersebut ramai digemari masyarakat karena pemandangan alam yang disajikan di sebelah jembatan langsung bersebrangan dengan Gunung Slamet meskipun jaraknya sangat jauh, tapi ketika cuaca cerah bisa terlihat sempurna.

Tidak hanya itu, kebutuhan tempat untuk berwisata murah bagi warga juga menjadi faktor famous nya jalan penghubung diatas sungai gintung itu.

Semenjak adanya Covid-19 keadaan mulai berubah drastis. Pengunjung kian berkurang hari demi hari sampai beberapa waktu lamanya, hanya terlihat lalu lalang kendaraan warga sekitar. Keadaan tersebut tentu sangat dirasa oleh masyarakat sekitar.

Biasanya bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain duduk santai menikmati suasana sejuk, kopdar bersama komunitas, ber swafoto, bahkan hanya datang untuk membeli makanan ringan, karena disana banyak pedagang mangkal guna memenuhi hasrat ngemil para pengunjung.

Namun, belakangan tren wisata tersebut mulai berangsur berubah mengingat kasus covid -19 menyerang tanpa pandang bulu, kebiasaan berkumpul sambil ngopi kini tak lagi terlihat. Kalaupun ada, hanya satu dua orang saja. Itupun bagi mereka yang mengindahkan aturan social distancing. 

 " iya betul, sejak adanya virus corona kondisi jembatan sudah tak ramai pengunjung. Dulu banyak orang datang dolan (bermain), tapi sekarang cuma orang sini saja (Tegalpingen) atau biasanya dari karangmoncol (kecamatan sebelah). " kata Wagini. Warga Desa Tegalpingen, Kecamatan Pengadegan.

Dia menambahkan, pada saat pandemi seperti ini sering terlihat pesepeda datang ke jembatan merah sebagai tujuan ketika berolahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun