Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rojim, Rohman dan Rohim

20 Desember 2017   19:39 Diperbarui: 20 Desember 2017   20:02 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah Desa terdapat tiga orang yang sudah sah disebut karib. Ketiganya seumuran. Kalau bermain selalu bersama. Namun, ada hal berbeda dari ketiga sahabat, sifat mereka: Rojim merupakan anak bandel, sedangkan Rohman sebaliknya dan Rohim adalah anak apa adanya, nurut arah angin saja. Siapapun yang baru tau pasti heran sohiban bisa seintim itu.

Nama ketiganya tersemat sebab kesepakatan ketiga Bapak mereka. Idenya bermula dari mengenang kisah awal belajar mengaji. Guru mereka marah besar ketika itu. Ketiga bapak anak-anak ini tidak bisa menghafal lafaz "A'uudzubillaahiminasyaitannirrajiim" dan "Bismillahirrahmaanirrahim" selama lima pertemuan pertama.

Lima pertemuan itu guru ngaji mereka marah dan kesal. Segala hukuman telah dilakonkan dan tindakan brutal itu sukses mencipta nyeri dan meninggalkan bekas di kulit halus ketiganya. Rotan berbelah empat menjadi cambuk penghukuman. Lambat laun mereka hafal. Karena ketiganya berusaha menghafal siang dan malam. Usaha ini ditempuh demi mendapatkan kemauan guru ngaji agar tetap memberi ajar. Karena jika pada malam keenam ketiganya tidak hafal, guru ngaji itu angkat tangan. Itu merupakan bencana bagi mereka, sebab anak Desa lainnya semua mengaji, semacam keharusan.

Jadi ketiga bapak-bapak itu memberi nama anak mereka berdasarkan kenangan itu, yang secara kebetulan mereka dikaruniai anak laki-laki semua. Anak yang benama Rojim karena kesulitan bapaknya mengeja lafaz rojim, begitu pula Rohman berdasar keangkeran lafaz rohman dan juga Rohim. Maka jelas pemilihan nama-nama itu tidak berdasar makna.

Seiring perkembangan waktu, gelombang perkembangan dunia berjalan sifat baik dan buruk manusia masih belum membulatkan diri menjadi salah satunya. Di satu sudut tempat Sandal dari Masjid masih lumrah raib. Tapi di lain sudut makanan yang terlanjur di kunyah tidak jarang pula dimuntahkan, untuk diberikan pada orang lain yang lebih membutuhkan. Bukti paling nyatanya ketiga anak dari tiga sahabatan, yakni Rojim, Rohman dan Rohim yang berlainan sifat.

Rojim anak paling bandel. Namun memiliki bapak paling baik dari ketiga sahabatan. Sebadung-badungnya Rojim belum pernah didampret oleh bapaknya, bahkan dengan kata-kata kasar. Ibunya pernah kesal dan memaki-maki Rojim, tetangga mereka melabraknya karena jurusan Kuku Elang Rojim mencakar-cakar muka anak orang tersebut dan harus ganti rugi biaya pengobatan. Itu bukan pertama kali, jika dituliskan bisa menjadi daftar yang panjang dan mencengangkan, mungkin kesekian ratus kalinya, barangkali. Ibunya marah karena merasa iba pada korban, bapaknya malah marah sama Ibunya.

"Abang terus saja bela Rojim."

"Namanya juga anak-anak. Yang salah kita kurang didik."

"Hah! Kurang didik apanya Bang? Abang saja selalu bela."

"Anak itu anugrah. Rojim pasti berubah. Kita harus sabar. Tabah."

Mendengar perkelahian ibu dan bapaknya ia merasa posisinya aman, antara pro dan kontra tetap berimbang. Ia memang raja bandel, bukan hanya pada anak seusianya: yang biasa mengendap-ngendap di belakang anak yang sedang asyik bermain, anak yang sedang khusuk tiba-tiba kaget dengan dentuman kepalan tangan Rojim pada kepalanya, jika anak pengecut tangisan meraung dan jika sebaliknya pertarungan sengit terjadi, tidak jarang Rojim terkapar dan harus dirawat ibunya, hal ini akan memacu andrenalinnya mengalahkan di pertarungan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun