Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Pria Bertopi

4 Juni 2017   21:39 Diperbarui: 4 Juni 2017   21:46 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pria bertopi (Sumber: https://publicdomainvectors.org)

Para pejuang kenyang menuntut janji padaku, terutama mereka yang kucerahi. Karena Aku juga masih merasa lapar, maka Aku mencolek tetangga yang mengajakku. Ia paham betul maksudku, dan berjanji mencolek Pria bertopi yang mengajaknya. Ia yakin Pria bertopi akan memberi jawab atas janjinya,sesegera mungkin.

Tetangga menunda jawab, Aku pun menunda jawab pada perindu kenyang. Tetangga menunda jawab lagi, Aku menunda jawab pada perindu kenyang lagi. Tetangga lagi dan lagi menunda jawab, Aku lagi dan lagi menunda jawab pada perindu kenyang. Tetangga terus-terusan menunda jawab, Aku pun demikian.

Lama-kelamaan, salah seorang perindu kenyang dibawah cerahanku mengantar anak-anaknya ke rumah reotku, guna mengenyangkan tubuh kering krontang mereka yang selama ini diselimuti lapar.

Aku kaget dan tentu Istriku lebih kaget lagi, amukkannya yang melebihi keganasan predator terganas di dunia dapat ku tenangkan sementara. Bujukanku membuat Ia mau membagi jatah seminggu kedepan pada tubuh-tubuh ringkih yang bertamu, tentu dengan menyebut dalil agama dan imbalan berlebih dari Pria bertopi.

Karena keadaan semakin genting, Aku menagih jawab dari Tetangga dengan ancaman memerahkan muka, Ia berjanji segera menagih jawab dari Pria bertopi.

Secara diam-diam, layaknya tidak ada apa-apa. Yang biasanya heboh, tetangga lenyap dari Desa. Rumahnya tiba-tiba telah dijual, prabotan telah kosong. Begitu lihainya Ia melenyapkan diri, rumah kami yang hanya berbatasan tembok papan berlubang. Bahkan terkadang bunyi-bunyi yang seharusnya disensor pada tengah malam tak jarang terdengar, ini biasanya proses terberisik bahkan Aku tidak mengetahui, lihai bukan?

Ancaman dari para perindu kenyang terus berdatangan. Mereka membuat pernyataan mengerikan: kalau kenyang yang ku janjikan pada mereka tidak dipenuhi segera, mereka dan keluarganya akan pindah ke rumahku.

Mendengar itu, Aku buru-buru menemui Pria bertopi yang telah memiliki jubah baru hampir separuh windu. Di rumah yang barunya Pria bertopi tidak ada. Ada urusan di luar daerah menurut keterangan penjaga yang menyambut.

Muka pias dan Mata pilu penuh harap akan kenyang terus ditembakan padaku. Bahkan semakin tajam dan dari hari ke hari semakin bertambah. Maka rumah mewah Pria bertopi terus menerus ku kunjungi, lagi dan lagi Ia tidak ada dengan alasan berbeda lagi. Ku kunjungi lagi, masih tidak ada lagi dengan alasan berbeda lagi.

Disamping usahaku menemuinya, tubuh-tubuh kering kerontang terus berdatangan ke rumah sambil menembakkan Mata penuh harap mereka dengan tajam. Aku semakin kasihan dan takut pada tubuh-tubuh ringkih yang diselimuti lapar, bahkan lebih menyiksa dari sebelumnya.

Pada keratusan kalinya Aku berusaha menemui Pria bertopi, masih saja Ia tidak ada dengan alasan berbeda lagi. Namun ada seorang yang mengaku tangan kanan Pria bertopi menyambutku. Prihal kedatanganku dan kondisi perindu kenyang yang semakin lapar, ku ceritakan padanya dan Ia manggut-manggut paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun