Mohon tunggu...
Gay Cerdas
Gay Cerdas Mohon Tunggu... Seniman - Cuap pemikiran & edukasi seputar LGBT

Cerdas, dan mencerdaskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ironis Hipnoterapi "Terkenal" dan LGBT

28 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 28 Juni 2020   16:16 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari pengalaman klinis membantu klien LGBT, berdasar data yang didapat saat wawancara dan juga dari proses terapi, perilaku LGBT tidak bisa atau sangat sulit disembuhkan hanya dengan terapi berbasis sugesti. Untuk membantu klien LGBT kembali normal dibutuhkan kerja yang lebih intensif, eksplorasi, reedukasi PBS, rekonstruksi memori, resolusi trauma, menghilangkan emosi negatif, dan banyak hal lain lagi.

Dan dari penjelasan tersebut ironis karena secara tidak langsung orang tersebut telah melanggar "nilai etis" yaitu "cuci otak. Bisa disimak di artikel ilmiah berikut ini dimana sisi negatif dari hipnoterapi adalah "false memory/ingatan salah/ingatan palsu":

Risks

Hypnosis conducted by a trained therapist or health care professional is considered a safe, complementary, and alternative medical treatment. However, hypnosis may not be appropriate in people with severe mental illness.

Adverse reactions to hypnosis are rare, but may include:

  • Headache
  • Drowsiness
  • Dizziness
  • Anxiety or distress
  • Creation of false memories

Be cautious when hypnosis is proposed as a method to work through stressful events from earlier in life. This practice may cause strong emotions and can risk the creation of false memories.

Sedikit info, hipnoterapi tidak bisa berubah orses seperti dijelaskan di artikel berikut yang menjelaskan bahwa hipnoterapi hanya bekerja untuk merubah "kebiasaan/perilaku", dan yah mendukung penjelasan hiptnoterapis diatas dimana hipnoterapi tidaklah cukup :p

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun