Kalian pasti pernah dengar "alasan" ortu sesama jenis tidak baik buat anak karena si anak akan mempertanyakan mengapa ortu versi dia berbeda yang sering didengungkan para konservatif demi pelarangan pasangan sesama jenis untuk memiliki keturunan lewat jalur seperti adopsi walau IRONISNYA mereka sering mencibir pasangan sesama jenis "tidak bisa memiliki keturunan", dan "banyaknya anak-anak terlantar yang lahir dari pasangan heteroseksual yang diantaranya dan sebagian besar bisa saja orang konservatif itu sendiri yang menyatakan "pro life karena kehidupan itu sakral"Â
Dan kalian pasti udah pernah baca penelitian dimana tidak ada perbedaan signifikan antara ortu beda ataupun sama jenis atau seperti yang disampaikan oleh artikel ini. Jadi "what went wrong"? Menurut saya pribadi kasus ini sama seperti menyalahkan sepeda ketika pengendara sepeda jatuh dari sepedanya dimana yang bermasalah itu pengemudi & egonya. Sama seperti kasus anak yang risih karena ortunya sesama jenis dimana itu bukan salah orang tua tapi si anak dan risihannya yang bermasalah. Anak tidak bisa protes atas keadaan lahir orang tuanya yang penyuka sesama jenis karena itu diluar kekuasaan dan kehendak si anak bahkan orang tuanya sendiri .
Apalagi sering sekali kita menyimak istilah "anak durhaka" buat anak yang "tidak ikhlas, rewel, dan bawel" atas kondisi orang tuanya pada media-media kapitalis yang memasturbasi ego konservatif demi meraih keuntungan. Bila anak harus bahkan wajib (berdasarkan konsep konservatif) memaklumi kondisi orang tua apalagi yang tidak bisa diubah kenapa hal tersebut langsung tidak berlaku untuk orang tua sesama jenis?