Mohon tunggu...
Gay Cerdas
Gay Cerdas Mohon Tunggu... Seniman - Cuap pemikiran & edukasi seputar LGBT

Cerdas, dan mencerdaskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritikan terhadap "Ketika Dunia Lebih Membela LGBT daripada Rakyat Palestina"

6 April 2019   05:13 Diperbarui: 6 April 2019   06:04 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertama-tama saya perjelas dahulu kenapa saya membuat artikel demikian yaitu sudah menjadi hal yang lumrah dalam berdiskusi dimana "argument & counter argument" sebagai sesuatu keharusan agar semakin paham akan bahasan yang akan dibahas.

Ditambah lagi narasi seperti yang disebutkan pada artikel kompasiana berikut kalau disimak cermat menggunakan akal sehat hanyalah mirip rengekan anak manja yang mau menang sendiri, karenanya artikel ini saya buat sebagai COUNTER ARGUMENT rengenkan anak manja tersebut.

Pertama:

Sungguh ironi ketika masyarakat internasional bersatu untuk membela kaum LGBT. Mereka menyerang kebijakan Sultan Brunei Darussalam yang memberlakukan hukuman rajam untuk zina dan LGBT.

"Umm, actually"  tidak ada yang ironi dari itu. LGBT adalah isu kemanusiaan ditambah lagi atas kemajuan ilmu pengetahuan dimana LGBT tidak memberikan efek buruk yang nyata kepada orang lain seperti halnya virus atau bakteri penyebab penyakit (HIV contohnya). Sehingga wajar saja ketika masyarakat internasional menyerang kebijakan yang "diskriminatif".

Malah pembuat artikel secara tidak langsung melakukan "special pleading", seperti disebutkan diartikel dan kasus lainnya juga seperti di China & Vietnam dimana "Jika konflik Palestina, Uyghur Cina, Rohingya Myanmar, & konflik Timur Tengah lainnya diserang dengan dalih kasus kemanusiaan yang diskriminatif kenapa untuk LGBT tidak perlu diserang? Kan sama-sama kasus kemanusiaan seperti yang sudah di jelaskan?" dimana bisa kita simak pula di kutipan selanjutnya:

Contoh paling jelas adalah pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Mereka menangkap dan membunuh rakyat Palestina dengan berbagai alasan. Bahkan terus mencaplok tanah Palestina.

Selain itu juga penderitaan rakyat Yaman akibat invasi tentara Arab Saudi. Puluhan ribu anak menjadi korban setiap tahun. Hingga tahun kelima, korban terus bertambah.

Begitu pula dengan rakyat Suriah yang menjadi korban keganasan tentara Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi. Jutaan orang telah menjadi korban......

Bahkan jika mereka mau berpikir, mengapa membela kaum LGBT.  ....

Kedua:

Apakah dunia perduli kepada nasib mereka? PBB terkesan diam saja. Seperti kerbau dicocok hidung oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

"Terkesan" bukan berarti kenyataannya seperti itu, kalau mau melek berita ada kok organisasi kemanusiaan seperti White Helmet di Suriah, atau diplomasi internasional yang menciptakan area West Bank itu apa kalau bukan kepedulian atas konflik di Suriah & Palestina-Israel? Jelas sekali bahwa narasi tersebut adalah narasi "jumping to conclusions" di mana bahasa sederhanyanya adalah "langsung mengambil konklusi atau kesimpulan seenak jidat"

Ketiga:

Mereka tidak berhak ikut campur. Ini adalah urusan dalam negeri. Ini adalah kedaulatan Brunei Darussalam yang tidak bisa dimasuki oleh negara lain.

Kalau begitu kenapa pembuat artikel & pendukungnya bahkan negara sekelas Indonesia merasa berhak sekali ikut campur urusan dalam negeri Suriah, Palestina-Israel, Rohingya, & Uyghur kalau begitu? Apa Yang membuat mereka spesial sedangkan LGBT tidak padahal sama-sama manusia? Yah seperti yang disebutkan tipikal "special pleading" dimana memilah-milih suatu argumen atau menetapkan "standar khusus" terhadap suatu argumen

Brunei Darussalam memang negara Islam, jadi adalah hak negara itu untuk menggunakan hukum sendiri, yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam hal ini, Sultan Bolkiah tidak salah sama sekali.  

Dan lagi dengan logika yang sama tidak ada yang salah dengan Myanmar, Suriah, Israel, Konflik Timur Tengah, dan Cina, itu adalah hak mereka sehingga pembuat artikel dan pendukungnya SEHARUSNYA tidak ikut campur urusan hak negara yang saya sebutkan

Kesimpulannya jangan terlalu cepat menelan mentah-mentah narasi "kenapa X lebih diperhatikan sedangkan Y tidak?", buka dulu kulitnya, cek isinya, dan dicermati baik-baik dengan alat berpikir yang berfaedah apakah memang isinya berbobot atau cuman pepesan kosong ala rengekan anak manja saja

#JadilahCerdas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun