Akhir tahun saat yang tepat untuk liburan. Bertepatan antara liburan anak sekolah yang telah selesai menempuh pelajaran satu semester. Ditambah libur panjang Hari Natal dan tahun baru, membuat semua orang dari jauh-jauh hari sudah mempersiapkan perencanaan untuk liburan. Mulai dari cari tiket perjalanan sampai cari lokasi yang tepat untuk menikmati liburan. Tidak lupa juga dengan berbagai persiapan mulai dari makanan, pakaian sampai obat-obatan sebagai bekal dalam perjalanan.
Liburanku kali ini cukup seru karena kami para pembimbing pramuka ditugaskan untuk membimbing para ponggawa (sebutan pasukan untuk gudep 32061) mengikuti gladian pemimpin regu (Dianpinru). Meski di awal agak kecewa karena dengan mengikuti kegiatan ini itu artinya saya tak kan bisa liburan bareng keluarga.
Apa jadinya kalau gagal berangkat liburan bersama keluarga? Pastilah kecewa, nyesek dalam dada. Namun buat saya dibuat enjoy dan asyik-asyik saja. Saya harus tetap semangat dan harusnya merasa bangga karena masih dipercaya untuk membimbing mereka, para calon pemimpin di masa depan. Bahasa kerennya demi tugas dan kehormatan dalam menjunjung tinggi etos kerja, apapun harus dilaksanakan.
Saat orang-orang menikmati liburan bersama keluarga saya bersama anak-anak pramuka binaan malah berangkat mewakili kwartir ranting Pasirkuda --kecamatan di Cianjur Selatan tempat kami bekerja-- untuk mengikuti event tahunan yang dilaksanakan kwartir cabang. Acara yang kami hadiri yakni Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru) yang berlokasi di Bumi Perkemahan Mandala Kitri (Mandala Kitri Scout Camp) Cibodas, Cianjur, selama lima hari dari tanggal 24-28 Desember 2017.
Kegiatan Dianpinru tahun 2017 mengambil tema "Ciptakan Calon Pemimpin Masa Depan yang Berkarakter".
Mengikuti pelatihan ini buat saya dan para ponggawa merupakan kesempatan yang sangat berharga. Terlebih bagi anak-anak didik yang mayoritas tinggal jauh di desa. Berangkat ke Cibodas jadi pengalaman tidak terlupakan. Naik elf dari Pasirkuda pagi hari hingga tiba di Cibodas menjelang magrib. Masih satu wilayah kabupaten Cianjur, hanya karena kondisi jalan yang rusak di bagian Cianjur Selatan, dan kejebak macet sistem tutup buka saat memasuki wilayah Cipanas membuat perjalanan harus memakan waktu sekitar 11 jam!
SMPN 1 Pasirkuda pada kegiatan ini ditunjuk sebagai wakil Kwarran Pasirkuda mengirimkan satu regu putera dan satu regu puteri dengan masing-masing regu beranggotakan 8 orang. Â Besar harapan pihak Kwarran, pihak sekolah maupun para pembina secara pribadi menginginkan kegiatan ini dapat melatih calon-calon pemimpin regu. Yang mana kelak ilmu serta pengalamannya dapat kembali ditularkan kepada anggota regu masing-masing. Para pemimpin regu ini diharapkan mampu mengelola dan membina kerjasama yang baik dalam pasukannya.
Segala perbekalan fix dipersiapkan karena selama kegiatan anak-anak dilatih untuk hidup mandiri. Para pembina pendamping tidak diperkenankan untuk membantu apapun kecuali di jam-jam besuk boleh mengunjungi anak didiknya itu pun hanya sebatas untuk memberikan motivasi dan mengecek kondisi. Para pembimbing sekali-kali tidak boleh memberi tambahan konsumsi apapun.
Meski setiap pasukan dibimbing oleh dua orang binpas (pembina pasukan) dari panitia pelaksana, namun rasa tanggung jawab sebagai pembina sehari-hari dari nol di sekokah membuat rasa tanggung jawab tidak sirna begitu saja. Disela-sela waktu istirahat selaku pembina mereka, saya selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke tenda anak-anak. Mengecek makanan mereka, menanyakan kondisi kesehatan mereka, sampai apa saja permasalahan yang dihadapi.
Salut dengan anak didik ini. Sejak mulai kegiatan mereka menjalani dengan penuh semangat meski aktivitas yang harus diikuti begitu padat. Anak-anak pedesaan bisa dibilang lebih tahan banting dan tidak manja meski suasana serba kesulitan.
Barulah pada hari ke dua banyak keluhan yang dilontarkan. Anak-anak pada menyeringai ketika saya jenguk. Mereka mengaku tidak enak badan dengan rasa pegal yang diderita. Mungkin karena kegiatan penuh sementara tidur hanya beralaskan matras. Belum lagi kram di kaki mereka yang sering datang saat malam. Mereka sepertinya kedinginan. Tahu sendiri suhu udara di Taman Wisata Cibodas begitu dingin. Sementara tenda mereka hanya beralaskan matras tanpa selimut.