Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cantik Itu Tidak Harus Langsing

8 Oktober 2020   11:37 Diperbarui: 8 Oktober 2020   11:49 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama masa pandemi ini, saya dan teman-teman kebanyakan berdiam di rumah. Tidak ada pekerjaan yang melelahkan dan tidak ada juga tuntutan yang terlalu berat/ mendesak untuk dikerjakan. Masa pandemi ini menjadi peluang yang sangat besar untuk menaikkan berat badan. Meskipun olahraga tiap sore tapi hasilnya nihil...hehehehe

Ada seorang teman yang selalu gelisah,cemas ketika berat badannya sedikit bertambah. Dia juga berusaha agar tinggi badannya bertambah. Dia selalu sibuk mencari tutorial bagaimana cara meninggikan badan dalam 3 bulan. Dia juga banyak membaca artikel tentang kesehatan bagaimana supaya tetap langsing. 

Singkat ceritanya soal kecantikan dan penampilan menjadi hal yang sangat penting baginya saat ini. Bahkan ketika melihat yang lain langsing dan tinggi ia semakin minder dan kurang percaya diri.

Saya heran mengapa ia sampai merasa demikian? sampai-sampai ia tak sanggup lagi melihat keindahan tubuh yang dimilikinya. Dalam permenungan saya seseorang sampai pada cara pikir yang demikian karena menganggap yang lain itu selalu lebih baik dari dirinya. 

Bisa saja bahwa ia memandang orang yang tinggi badannya jauh lebih berguna dan dalam pikirannya orang yang langsing jauh lebih sempurna atau lebih bahagia. Ia juga melihat dan menilai orang yang langsing jauh lebih cantik,lebih disukai orang bahkan layak menjadi idola.

Akibatnya, pola pikir yang demikian membuatnya untuk terus berusaha mengubah penampilan hidupnya seperti yang dimiliki orang lain. Dan menurut saya ini adalah cara pikir yang keliru. Ia memiliki pemikiran yang keliru tentang arti cantik yang sesungguhnya dan salah kaprah tentang dirinya. 

Yang dia tidak punya selalu dianggap lebih baik dan sebaliknya apa yang telah dimilikinya dianggap sebagai hal yang buruk. Mengapa demikian?Karena apa yang dimilikinya dianggap. Dan ia tak akan pernah menemukan nilai yang indah dalam tubuhnya Selama ia belum mengubah cara pandangnya atau cara berpikirnya tentang sosok perempuan yang cantik.

Mungkin banyak orang yang bersikap seperti teman saya ini. Persoalannya sebenarnya kalau kita pikir-pikir pertanyaannya bukan lagi pada pertanyaan mengapa saya pendek? Atau mengapa kulitku hitam? Mengapa aku tidak langsing? Itu bukanlah persoalan yang utama kalau kita mengerti tentang arti hidup yang sesungguhnya. Persoalannya adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang kampungan itu? Bagaimana cara mengubah pola pikir yang sempit itu tentang tubuh yang indah dan cantik.

Sebagai manusia kita tidak dapat mmengubah fakta yang objektif yg telah diberikan Tuhan kepada kita. Sebab ada yang diciptakan dengan kulit hitam, kulit putih dan ada yang dianugrahi oleh Tuhan tubuh yang langsing, tubuh yang gemuk dan pendek. Itulah fakta objektif yang harus diterima dan disyukuri sebagai anugerah hidup. 

Teman saya itu juga tidak dapat lagi mengubah fakta objektif yang ada pada dirinya. Bahwa dia pendek dan gemuk. Mungkin program diet dan Gym adalah hal kecil untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Namun untuk mengubah secara total seperti yang diharapkan adalah hal yang mustahil.

Yang bisa diubah adalah cara pikir kita tentang fakta yang ada pada diri kita. Seandainya kita dapat mengubah cara pikir yang sempit itu maka kita tidak akan pernah terbebani oleh hal-hal lahiriah yang terjadi dalam hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun