Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anggur Asam vs Anggur Manis

30 September 2020   13:42 Diperbarui: 30 September 2020   13:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kita mungkin sudah pernah makan atau minum anggur yang asam dan yang manis. 

Dengan demikian kita dapat membayangkan ekspresi wajah kita ketika makan anggur yang manis dan yang asam. Jika ditanya mana yang paling enak?  Tentu kita akan memilih yang manis sebab itu memberi rasa dan nikmat yang memuaskan. 

Nah, saya teringat sebuah pengalaman ketika saya diberi daftar pekerjaan yang harus saya selesaikan. Melihat daftar pekerjaan yang terdiri dari beberapa item membuat hati saya gusar ditambah lagi dengan tugas yang bukan menjadi tanggung jawab saya. 

Saya menerima pekerjaan itu tapi terpaksa atau terbebani, saya pun mengerjakannya bersungut -sungut, wajah seperti ekspresi makan anggur asam, meskipun baik hasilnya tetap tidak memuaskan karena tidak ada sukacita di dalamnya. 

Selanjutnya, saya diberi tugas yang sesuai dengan bakat saya. Saya terima dengan senang hati dan saya kerjakan penuh sukacita juga. Terasa ringan dan bahagia ketika diberi pujian. Suasananya rileks penuh kegembiraan.

Lewat dua pengalaman ini saya diajak untuk berefleksi, wajah mana yang sering saya tunjukkan ketika bekerja? Muka masam atau manis. 

Kalau wajah saya keriting pasti orang lain tidak suka. Tapi ketika saya menunjukkan wajah yang berseri, senang, bisa senyum manis pasti yang melihatnya juga bahagia. 

Tapi tak dapat dipungkiri bahwa reaksi spontan sering menunjukkan wajah yang muram seperti makan anggur asam ketika disuruh untuk melakukan pekerjaan apalagi itu pekerjaan yang tidak disukai. 

Meski demikian saya akan selalu berusaha untuk senyum, menunjukkan sukacita bukan berpura-pura tapi dengan hati yang tulus. 

Semoga setiap kita mampu menunjukkan sukacita setiap hari baik di rumah maupun di tempat kerja. 

Senyum itu manis sekali.

Salam 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun