Gerimis pagi itu  kembali membawa kabar dukaÂ
Tentang berpulangnya sang gembala dinegri seberangÂ
Kembali kepada pangkuan yang Maha Esa
Aku kembali menitikkan air mataÂ
Menahan pilu serta rasa tidak percaya
Pusaran kemarin belum juga kering
Dan kembang yang kutabur itu pun belum sempat layu
Kini engkau turut meminta kembang dan batu nisan ituÂ
Sesaat juga, terlintas dikepalaÂ
Tentang cerita kehidupanmu
Suka duka panggilan yang kau torehkan lewat  kesaksian hidup setiap hariÂ
Kisah-kisah itu menghiasi akhir cerita hidupmuÂ
Kini aku bersama mereka hanya bisa menghaturkan doaÂ
Melambungkan kidung yang selalu kita nyanyikan bersama saat maut menjemputÂ
Maaf, jika kami tak menabur kembang wangi ditempat peristirahatanmu yang  terakhir
Hanya doa, hanya puisiÂ
Yang kusemayamkan bersama jasadmuÂ
Kuharap kau tersenyum disana Melihat dan menatap  lambaian tangan para saudara dan saudariÂ
Semoga doa -doa yang kami panjatkan mengiringi langkahmu tuk tinggalkan bumi pertiwi iniÂ
Selamat jalan saudaraÂ
Semoga beristirahat dalam keabadian. .
GH'Sept '20Â