Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berani Mengendus Identitas Diri

21 September 2020   17:07 Diperbarui: 21 September 2020   17:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang dan malam adalah lapangan berproses setiap pribadi. Waktu-waktu ini babak belur di isi dengan sejumlah agenda, setumpuk pekerjaan dan segudang persoalan.Di sinilah benih-benih pengakuan diri muncul. Masing-masing mendefinisikan siapa dirinya. Ada definisi diri yang kadang menyedihkan tentang dirinya juga ada yang memberikan apresiasi hebat atas dirinya.

Ya, ruang dan waktu menjadi pengukur siapa saya, siapa kita. Kita bergerak menuju identitas yang asli. Cervantes pernah berkata, mengenal diri sendiri merupakan hal paling sulit di dunia.

Kehidupan berjalan cepat dan kita sering tidak punya waktu untuk melihatnya dengan baik atau mengenal diri kita sendiri dan orang lain. Kapan menghargai hujan yang turun dan kapan tertawa saat diterpa sinar matahari. Bilamana menerima kekecewaan dan kekalahan dengan senyum.

Kejujuran diri tidak mudah untuk dicapai, juga bukan sesuatu yang saya atau kita menangkan dalam semalam. Ini adalah sesuatu yang kita harus kerjakan dengan tempo lambat tapi stabil. Carl Rogers mengatakan bahwa hal terpenting dalam hidup adalah "open self"- diri yang terbuka.

Mereka yang mencapai pengetahuan diri sampai level ini tidak lagi takut hidup dan tidak kacau dalam mengurus persoalan. Dia dapat menerima semua pengalaman dan perasaan, baik dari kesedihan atau kebahagiaan, cinta atau rasa bersalah.R

oger sendiri mengakui bahwa kecerdasan hidup jenis ini terletak pada keterbukaan diri dan mau memilih cara hidup yang seperti apa. Harus berani memungut beberapa jawaban.

Kadang identitas diri dihasilkan oleh emosi. Beberapa dari ketegangan mengurus pekerjaan, beberapa dihasilkan dari citra diri yang dilecehkan, dan tidak sedikit pula diproduksi oleh rasa takut dan rasa tidak aman.

"Kita harus percaya menghadapi fakta kehidupan, rasa sakit dan masalah. Sebab jika tidak segera disadari fakta kehidupan itu menjadi teror, mimpi buruk, raksasa, dan horror bagi kita yang tak kunjung selesai". Tetapi selama seseorang menyadarinya, ia adalah MANUSIA PENJAGA DIRI YANG TOP.

Seni melupakan juga elemen penting dalam hidup. Hiduplah di saat ini. Jangan hidup di masa lampau. Seorang pemain drama India, Kalidasa menulis, "Lihatlah hari ini! - karena itu adalah hidup, kehidupan yang sesungguhnya. Ketika hari ini dijalani dengan baik, penuh energi positif, niscaya itu menerangi lorong-lorong gelap masa lalu. Waktu yang tepat untuk berdamai dengan masa lalu.

Salam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun