Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dosa

28 Agustus 2020   13:04 Diperbarui: 28 Agustus 2020   12:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita sering mendengar istilah "semua manusia berdosa, hanya caranya saja yang berbeda-beda".
Secara sekilas, tidak ada yang salah dengan ungkapan ini. Namun, secara lebih dalam, ada makna yang berharga yang perlu kita gali. Kita memang berdosa semuanya. Bahkan kita mewarisi dosa asal dari Adam dan Hawa. Maka dalam arti ini, ungkapan bahwa semua manusia itu berdosa adalah benar. 

Namun secara lebih dalam, kita bisa memaknai tujuan dari ungkapan tersebut. Apabila ungkapan tersebut dikatakan untuk membenarkan diri, bahwa biarkan saja aku berdosa dengan caraku, toh semua manusia juga berdosa, itu yang keliru. Sangat baik apabila kita mau dan mampu menyadari bahwa kita berdosa. Maka dari kesadaran itu, harusnya kita berusaha untuk bangkit dan keluar dari dosa itu dengan sikap pertobatan, bukan justru membenarkan sikap keberdosaan kita.
Tindakan manusia dikatakan berdosa secara berat apabila kita tahu, mau dan mampu untuk melakukan itu. Kita tahu bahwa itu berdosa, kita mau untuk tetap melakukannya meskipun itu dosa dan kita mampu untuk melakukan tindakan dosa itu, maka sempurnalah dosa kita.
Kembali ke ungkapan di atas, bahwa kita tau dan sadar bahwa kita adalah manusia pendosa, dan apabila kita tetap mau terus-menerus melakukan tindakan dosa kita, tanpa sikap bertobat melawan dosa itu, maka sempurnalah dosa kita. 

Mari kita bangkit dari keterpurukan, jangan menggunakan ungkapan atau alasan apapun untuk membenarkan diri. Sikap yang sejati yang bisa kita lakukan adalah bangkit dari keterpurukan dan berusaha memulai hidup yang lebih baik. Hal itu memang terasa mustahil bagi kita manusia yang lemah ini, maka kita butuh Rahmat Tuhan untuk memampukan kita. Jadi, mari senantiasa menyerahkan diri pada-Nya. Mohon bantuan dan bimbingan Roh Kudus dalam setiap usaha dan niat baik kita. Segala niat dan usaha yang baik, pasti dimulai dari sikap berlutut kerendahan hati), yaitu berlutut mohon kekuatan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun