Segala Sesuatu Bermula dari Yang Kecil

Setiap sore, yang menjadi tugas pokok saya adalah menyiram seluruh taman yang ada disekitar pekarangan rumah. Baik itu bunga maupun tanaman lainnya. 

Kurang lebih 2 minggu musim kemarau berlangsung , jadi buah cabe dan sayuran seolah terpaksa harus di panen. 

Pada suatu ketika saya melihat disalah satu pot bunga dekat pokok cabe,tumbuh beberapa tanaman baru. Saya penasaran ,apakah tanaman bunga yang baru atau yang lain.

Saya memperhatikan tanaman itu setiap hari. Jadi perkembangan tanaman itu terus saya perhatikan dan saya rawat. Saya sengaja memberi perhatian terhadap bibit tanaman itu. Hingga suatu hari bibit yang kecil tadi saya pindahkan kepot yang lain. Semakin besar dan berkembang, ternyata bibit kecil tadi adalah bibit cabe. Sekarang cabenya sudah berbuah dan hasilnya sudah kami nikmati dikomunitas.

Demikian juga dengan perjalanan hidup saya setiap hari. Banyak hal-hal kecil yang sering saya abaikan bahkan dilalaikan. Selain hal itu terlihat biasa-biasa saja, dan sering merasa kurang bergengsi untuk melakukannya. 

Apakah saya terlalu egois dengan hal ini?  Bisa saja ya, karena pada umumnya manusia suka dipuja dan dipuji. Melakukan sesuatu hal dan dengan waktu yang singkat lalu memberikan efek terhadap sekitar atau kita katakanlah berhasil inilah yang disebut dengan sukses. Dengan sendirinya ucapan selamat mengalir bagaikan air, acungan jempol berkali-kali. 

Merenungkan pengalaman ini, saya temukan mutiara yang sangat berharga dalam kehidupanku setiap hari. Segala sesuatu bermula dari hal yang paling kecil. Seperti bibit cabe tadi. 

Biji cabe itu terlihat kecil,biasa-biasa saja, bahkan kalau sudah layu atau busuk dianggap tak penting atau tidak berguna sama sekali. 

Akan tetapi ketika Biji tersebut jatuh ketanah akan menjadi tanaman baru. Pada saat itu juga, ketika saya memberikan perhatian, maka tanaman itu akan menghasilkan dan bisa dinikmati kembali. 

Demikian juga dalam hidup ini, banyak hal-hal kecil yang sering diabaikan, atau sering dilalaikan. Padahal bisa saja gara-gara hal kecil membuat kita lebih bahagia, bisa juga membuat situasi semakin keruh. 

Contohnya : Ketika kita melontarkan suatu perkataan, gara-gara salah ucap bisa jadi perselisihan dan menjadi pembahasan yang panjang. Sebaliknya ketika kita melontarkan suatu perkataan bisa saja menjadi motivasi atau penyemangat bagi orang lain.