Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sorry To Say, di Kompasiana Ini Cuma Saya yang Pantas Ngaku-ngaku Selebritis

26 Oktober 2016   23:15 Diperbarui: 27 Oktober 2016   00:03 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto layar dengan foto terbaru (Dok Pri)

“Saya Gatot ... Gatot Swandito,” kata saya saat mengenalkan diri kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi yang menjamu makan siang belasan Kompasianer di Istana pada 19 Mei 2015. “Saya lebih dikenal oleh kader PKS ....”

“Grrr ...” Presiden dan teman-teman Kompasianer spontan tertawa.

Saya berhenti. Aneh juga, kok Presiden tertawa begitu mendengar kata “PKS” yang saya ucapkan. Kalau yang tertawa itu Kang Pepih Nugraha, Bang Gunawan, Mas Ninoy N Karundeng, Mbak Niken Setyawati, atau Om Stevanus Tony, masih bisa diterima akal sehat karena teman-teman Kompasianer itu pasti mengenal luar-dalam “genre” tulisan saya. Lha, Jokowi juga tertawa spontan. Jangan-jangan ....

Ah, sorry to say kalau waktu itu saya kegeeran. Apalagi Jokowi pun sempat mengaku kalau sering mengakses Kompasiana di waktu luangnya. Tidak heran kalau Jokowi menganal karakter tulisan-tulisan yang diposting di Kompasiana.

“Judulnya serem-serem. Tapi, isinya beda dengan judulnya,” kata Jokowi disusul tawa kecilnya.

Jadi, tidak salah juga kalau saya geer. Toh, bagi saya geer itu #YangPentingHatinya.

Sebenarnya, saya agak-agak heran, kok bisa ikut diundang ke Istana. Bukan apa-apa, mungkin di antara reribuan pendukung Jokowi, saya termasuk pendukung yang tidak membigotkan diri.

Contohnya, sewaktu pendukung Jokowi masih hanyut dalam suasana pesta meriah pelantikan Jokowi pada 20 Oktober 2014, sehari kemudian saya menulis “Berbahasa Inggris di Istana, Jokowi Melanggar Sumpah”. Jadi, bisa dibilang dari ratusan juta warga negara Indonesia, sayalah orang pertama yang menilai Jokowi sudah bisa dimakzulkan. Waktu itu ada yang bilang kalau saya mulai ngawur dan mengacau. Katanya , inilah-itulah. Saya diamkan saja, ogah menanggapinya.

Eh, pas tanggal 10 November 2014 buka Tempo.co, mata saya tertuju dan terfokus pada judul berita “Pidato Berbahasa Inggris, Jokowi Bisa Langgar Sumpah”  Ups, ciyus? Saya baca beritanya dengan skala ketelitian per inchi. Dalam beritanya itu, Tempo mengutip pernyataan Profesor Hikmahanto Juwana. Menurut ahli hukum internasional dari Universitas Indonesia itu, Jokowi sudah melanggar sumpahnya sebagai Presiden RI jika berpidato menggunakan bahasa Inggris di salah satu sesi Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation di Beijing.

Nah, kalau cas cis cus pakai bahasa Inggris di luar negeri saja dianggap melanggar sumpah jabatan, apalagi di dalam negeri. Logikanya sangat jelas, jadi tidak ada sedikit pun kengawuran dalam alam pikiran saya yang tertuang pada artikel tersebut. Malah saya jadi geer karena lebih dulu ketimbang Hikmahanto yang bergelar profesor itu.

Jangankan setelah Jokowi dilantik, pas lagi panas-panasnya kampanye saja saya posting artikel “Quick Count Ngawur: Di Arab Jokowi Raih 75 %, Prabowo Caplok 20 %” yang ditayangkan pada 5 Juli 2014 atau 4 hari jelang hari pencoblosan Pilpres 2014. Sebelum menayangkan artikel itu, saya sempat ribut-ribut di status Facebook milik teman Kompasianer pendukung Jokowi. “Mana ada hasil quick count, wong kotak suaranya saja belum dibuka. Quick count itu berdasarkan pada penghitungan suara. Mungkin yang dimaksud exit poll,” begitu komentar saya yang langsung disoraki Kompasianer pendukung Prabowo-Hatta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun