Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2014, Tunggu Jokowi (Mengritisi Survei LSI)

1 Desember 2012   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Lembaga Survei Indonesia (LSI) mempublikasikan hasil survei terbarunya, di mana survei kali ini difokuskan pada potensi dan kualitas tokoh dengan jumlah responden sebanyak 223. Responden yang dipilih LSI pun terbatas bagi mereka yang dinilai memiliki informasi lebih. Sedangkan untuk calon presiden, LSI mengeluarkan daftar nama-nama tokoh yang harus dinilai.

Ada 5 indikator yang dipertanyakan adalah penilaian bahwa tokoh bisa dipercaya, satu dalam kata dan perbuatan; tidak pernah melakukan atau diopinikan pernah melakukan KKN; tidak pernah melakukan atau diopinikan melakukan tindakan kriminal; diyakini mampu memimpin negara dan pemerintahan; dan dapat dipercaya mampu berdiri di atas semua kelompok atau golongan yang berbeda.

Hasilnya, Mahfud MD (79), Jusuf Kalla (77), Dahlan Iskan (76), dan 15 nama lainnya. Dalam berbagai dialog di beberapa stasiun TV muncul pertanyaan, “Mana Jokowi?”."Yang kita survei kan yang potensial jadi capres untuk kita masukkan. Survei kita selama Januari sampai Mei 2012 Jadi Jokowi sih belum masuk. Yang diuji dalam survei ini juga top of mind dalam masa survei. Kalau ada nama yang belum masuk ya belum masuk top of mind," kata peneliti LSI, Burhanuddin Muhtadi. Namun demikian, menurut Direktur Eksekutif LSI, Kuskrido Ambardi, menuturkan ada kemungkinan Jokowi dimasukkan dalam survei LSI. Namun menunggu bagaimana perkembangan popularitas Jokowi. "Bisa saja Jokowi masuk di dalam survei berikutnya. Tapi tidak dalam waktu ini," ungkapnya.

Saat ditanya bagaimana seorang bisa disebut layak untuk ikut disurvei, jawaban LSI adalah "Paling penting sosialisasi. Menyatakan diri dia mau maju. Jokowi bisa masuk di survei tapi belum tentu dia mau kan," ujarnya.

Jika, LSI memang mementingkan sosialisasi dan kesediaan tokoh untuk dicalonkan, maka pertanyaannya, kapan Agus Martowardojo, Djoko Suyanto, Gita Wirjawan, dan Chairul Tanjung pernah mensosialisasikan dirinya untuk maju sebagai calon presiden. Bahkan, Mahfud MD pun belum pernah secara tegas menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan. Sedangkan, Ani Yudhoyono memang pernah dicalonkan oleh segelintir kader demokrat, termasuk Ruhut Sitompul, tetapi, pencalonan tersebut segera menuai kontroversi termasuk dikalangan Partai Demokrat sendiri.

Yang menarik adalah munculnya nama Sukarwo sebagai salah satu tokoh potensial. Mengapa? Pertama Sukarwo, seperti halnya Agus Martowardoyo dan tokoh-tokoh lainnya, belum pernah menyatakan akan maju sebagai calon presiden. Kedua, Sukarwo, bisa dikatakan masih sebagai tokoh lokal, dan belum menasional, Jadi, dalam hal ini Sukarwo dan Jokowi dalam posisi yang sama. Keduanya tokoh daerah, keduanya dinilai berhasil, keduanya belum pernah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden. Tapi, mengapa nama Sukarwo dimasukkan kedalam daftar nama calon potensial sedang Jokowi tidak?

Jika survei itu digelar pada Januari sampai Mei 2012, maka survei tersebut sudah dirancang sebelum Januari 2012, paling tidak Desember 2012. Dan pada waktu tersebut nama Jokowi sudah membintang. Saya teringat ucapan selamat dari Arswendo Atmowiloto kepada pengacara Nazarudin, Dea Tungga Esti dalam Apa Kabar Indonesia Malam, “Selamat Anda mempunyai walikota terbaik,” kira-kira demikian ucapan Arswendo. Jika menilik waktunya ucapan selamat itu disampaikan saat OC Kaligis masih menangani kasus Nazarudin artinya sebelum November 2011. Masih di TV One, dalam sebuah dialog pasca kemenangan Jokowi dalam pilkada lalu, pengamat poltik Fachri Ali mengungkapkan sebuah survei (tanpa menyebut lembaga pensurveinya) setahun sebelum pilkada DKI di mana nama Jokowi masuk dalam deretan capres 2014. Saat hasil survei itu diceritakan, Jokowi mengatakan, “sampaikan saja pada Bu Mega.” Jadi, jelas nama Jokowi seharusnya masuk ke dalam daftar calon presiden 2014 yang ditawarkan LSI untuk dinilai.Maka, dengan tidak dimasukkannya nama, patut dipertanyakan seberapa luas wawasan LSI sendiri atau seberapa banyak informasi yang diterima LSI.

Jika LSI menggelar lagi survei sejenis tahun depan, kita tunggu apakah nama Jokowi akan muncul dan jika muncul berapa poin yang didapat Jokowi. Yang menarik, bagaimana jika Jokowi mendapat poin tinggi dan bersaing dengan Mahfud, JK, dan Dahlan Iskan? Apakah pada 2014 nanti PDIP akan mencalonkan Jokowi?

Jika diperhatikan sampai detik ini hanya Megawati yang masih memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas tinggi. Masalahnya Megawati pernah 2 kali kalah dalam pilpres, hal ini tentu saja akan sangat diperhitungkan jika PDIP masih akan menggusung Mega. Nama lain yang kerap disebut dalam survei adalah Puan Maharani, hanya saja Puan belum memiliki tingkat elektabilitas yang memadai. Jadi, kemungkinan besar PDIP tidak akan mencalonkan Megawati ataupun Puan. Sedangkan kader PDIP yang memiliki nilai jual tinggi hanya Jokowi. Dan, jika pesonanya stabil sudah barang tentu Jokowi akan menjadi pendulang suara potensial; bagi PDIP.

Apakah PDIP berniat mencapreskan Jokowi pada 2014 nanti?

Masalahnya, pada Juli 2014 nanti umur pemerintahan Jokowi baru satu setengah tahun. Mencalonkan Jokowi pastinya akan mendulang pro kontra. Warga Jakarta yang pada pilkada lalu memilih Jokowi pasti menentang pencalonannya. Pencalonan Jokowi pun pasti akan menjadi pembenar bagi mereka yang dulu menuding langkah Jokowi sebagai Gubernur DKI hanyalah batu loncatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan, warga Solo akan mendukung sepenuhnya pencapresan Jokowi. Demikian juga bagi banyak pendukung Jokowi lainnya di seluruh Indonesia. Mereka berharap dan tidak lagi sabar menunggu sosok pemimpin seperti Jokowi.

PDIP pastinya akan melakukan survei dan jika hasilnya 50% lebih mendukung pencapresan Jokowi, maka sudah dipastikan atas dasar aspirasi rakyat, kehendak rakyat, dan lain sebagainya PDIP akan mencapreskan Jokowi.

Jika demikian, pilpres 2014 masih akan menunggu Jokowi dan PDIP. Selanjutnya sudah bisa diduga akan banyak parpol yang akan mendukung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun