Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Demo 4 November 2016) Benar atau Salah Informasi Intelijen tentang Dalang Demo, SBY Tetap Diuntungkan

2 November 2016   15:12 Diperbarui: 2 November 2016   15:20 13939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senin 31 November 2016 lalu, Jokowi menyambangi mantan rivalnya dalam Pilpres 2014, Prabowo Subianto di Hambalang. Keduanya pun melangsungkan pembicaraan tertutup selama beberapa saat. Tidak jelas isi pembicaraan antar kedua tokoh nasional itu. Selesai melakukan pertemuan tertutup, keduanya main kuda-kudaan. Jokowi menunggangi kuda milik Prabowo yang diberi nama  Salero yang berinisial “S”.
Di saat yang hampir bersamaan, Mendagri Tjahjo Kumolo mengungkapkan kepada media kalau ada yang ngebet ingin buru-buru nyapres. Tidak jelas kepada siapa tudingan Tjahjo itu diarahkan. Namun, tudingan tersebut dibaca publik diarahkan kepada Prabowo.

Baik, pertemuan di Hambalang maupun pernyataan Tjahjo pastinya terkait situasi jelang unjuk rasa besar-besaran 4 November 2016 yang rencananya akan digelar di depan Istana Negara. Unjuk rasa yang bakal digelar tesebut pastinya tidak mungkin steril dari kepentingan politik. Dalam artian unjuk rasa tersebut ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu dari kelompok tertentu.

Sehari setelah menemui Prabowo, Jokowi menggelar pertemua dengan MUI, Muhammadiyah, dan PBNU. Sebagaimana diketahui secara institusi ketiganya tidak mendukung aksi unjuk rasa 4 November 2016. Dan, bagi ketiganya jalur hukum lebih tepat untuk menyelesaikan persoalan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 lalu.

Di hari yang sama, 1 November 2016, seperti tidak mau ketinggalan kereta, mantan Presiden SBY menemui Menkopulhukam Wiranto di Kantornya. Keduanya pun berbincang selama kurang dari satu jam. Seusai pertemuan, SBY ogah menanggapi pertanyaan wartawan. Dan, pada malam harinya, SBY sowan ke kediaman JK. Keduanya pun terlibat dalam pembicaraan yang berlangsung secara tertutup.

Dan seperti yang telah dijanjikan, SBY menggelar temu pewarta di kediamannya di Cikeas, Bogor. Menariknya, SBY mengungkapkan kalau ada informasi intelijen yang menyebut demo 4 November 2016 digerakan oleh pihak tertentu atau partai politik. Hanya saja, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dimaksud dalam informasi intelijen tersebut.

SBY mengatakan kalau dirinya telah mengorek sejumlah informasi dari berbagai sumber, termasuk dari kepolisian dan jajaran di pemerintahan. Sepertinya, SBY merasa kalau dirinyalah yang dituduh sebagai penggerak aksi demi 4 November 2016 nanti.

Sebagai mantan presiden, memang sudah semestinya SBY turut memikirkan situasi genting negara jelang aksi unjuk rasa yang rencananya akan digelar di sejumlah daerah, mulai dari Aceh, bahkan kabar terakhir, sampai Papua.

Sesungguhnya aksi demonstrasi sendiri bukan masalah bagi bangsa ini. Toh, unjuk rasa merupakan saluran penyampaian aspirasi yang diperbolehkan oleh konstitusi. Masalahnya, aksi unjuk rasa nanti berpotensi mengguncang stabilitas keamanan nasional yang ujung-ujungnya dapat menggoyang sendi-sendi negara lainnya.

Tetapi, sangat mengherankan kalau secara tiba-tiba SBY turun gunung cawe-cawe menyoal demo 4 November 2016 setelah Jokowi bergerak menemui Prabowo dan Tjahjo melontarkan tentang ada pihak yang kebelet ingin menjadi presiden. SBY seolah terusik ketenangannya. Lantas dengan sigap sowan menghadap Wiranto dan JK.

Kalau informasi intelijen tersebut tidak menyebut dirinya, seharusnya SBY bisa bersikap lebih tenang. Apalagi sebelumnya beredar rumor yang menyebut Prabowo berada di belakang aksi demo. Tetapi, Prabowo tidak mengomentari tuduhan tersebut. Hanya Fadli Zon yang sempat mengeluarkan ancaman akan mempolisikan pihak-pihak yang menuduh Prabowo sebagai dalang dari demo 4 November 2016. Anehnya, justru SBY-lah yang merasa dituduh atau difitnah.

Memang untuk demo 4 November 2016 ini, belum muncul seorang tokoh pun yang bakal keluar bintangnya. Seorang politisi pastinya akan berupaya memanfaatkan aksi demo tersebut untuk meningkatkan pamornya. Apalagi aksi tersebut akan melibatkan jutaan demonstran. Tentu saja angka tersebut sangat menggiurkan bagi politisi, apalagi yang tengah membidik kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun