"Kenapa ga nulis atau buat status soal kasus tembak-menembak di rumah Kadiv Propam Irjen Pol. Ferdy Sambo?" tanya teman kompasianer pada Kamis malam minggu yang lalu.
"Akun FB saya diblokir," jawab saya.
Tanpa Alasan FaceBook Blokir Akun Saya
Sudah lebih dari satu bulan akun Facebook saya diblokir. Akun yang masih terbilang baru itu saya daftarkan sekitar seminggu setelah saya tidak bisa lagi mengakses akun FB lawas yang dianggap bermasalah karena mengunggah konten-konten tentang tewasnya Komandan IRGC Mayjen Qassem Soleimani. FB memang mengakui jika pihaknya memblokir banyak akun yang dianggap berpihak pada Iran.
Baca: "Dia yang Namanya Tak Boleh Disebutkan" Diberangus FacebookÂ
Awalnya, seperti banyak akun lainnya di seluruh dunia, akun lawas yang diblokir FB masih bisa diakses setelah masa pemblokiran selesai. Namun beberapa bulan kemudian, walaupun akun itu masih aktif, saya tidak bisa mengaksesnya lagi.
Sementara untuk akun FB baru, saya tidak mendapat informasi tentang alasan FB memblokirnya. Hanya saja, beberapa hari setelah akun tersebut diblokir, saya memposting tentang Nenek Babushka Z yang dimanfaatkan oleh Rusia sebagai alat propaganda.
Padahal, dalam caption, saya tulis video yang diambil tentara Rusia itu adalah rekayasa. Pasalnya, beberapa detik sebelum si nenek keluar, kamera sudah menyorot ke arah pintu. Selain itu, bendera Soviet yang dijatuhkan begitu sajua tapi terhampar sempurna seperti sajadah.
Saya bukan Pembela dan Pengkritik Buta Polri
Karena akun FB saya diblokir total, saya tidak bisa lagi menstatuskan opini saya tentang kasus Irjen Ferdy Sambo. Itu alasan saya. Dan itu alasan satu-satunya.
Jadi, bukan karena saya diminta pihak tertentu untuk tidak memposting konten-konten terkait peristiwa yang sedang ramai itu.