Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Fatwa Jihad pada Konflik Rusia-Ukraina, Ini yang Bisa Dipetik Kominfo

13 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 13 Juni 2022   19:19 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dealybeast.com

"I advise them to take off and throw their turbans in the dump, because they have no moral right to be called religious leaders."

Perang Fatwa Jihad dalam Konflik Rusia-Ukraina

Perang fatwa Jihad dalam konflik Rusia-Ukraina sebenarnya sudah dimulai sejak 27 Februari 2022. Ketika itu, Mufti Chechnya Salakh Mezhiev menyatakian kepada prajurit Chechnya bahwa berperang melawan Ukraina adalah panggilan jihad.

"The Chechen fighters who left for Ukraine to take part in the military conflict "have gone to jihad" and are fighting for the sake of Allah," ucap Salakh Mezhiev seperti yang dikutip Robertspencer.org.

Lebih dari dua bulan kemudian, Mufti Rusia Talgat Tadzhuddin menyampaikan fatwanya.  

"Kami menganggap perang ini sebagai perang untuk mempertahankan tanah air. Muslim wajib berpartisipasi dalam perang ini. Terlebih sekitar 20 persen tentara negara kita terdiri dari Muslim. Dalam semua agama monoteistik, ini dianggap sebagai perang suci untuk pertahanan tanah air. Ini tidak dilakukan dengan penindasan atau paksaan. Jadi seorang [Muslim] yang meninggal saat berpartisipasi dalam perang ini dianggap sebagai martir." ucap Tadzhuddin pada 30 April 2022.

Perang Fatwa Jihad dalam Konflik Rusia-Ukraina: Momen Kominfo Dorong Cinta Produk Dalam Negeri

Baik Mufti Rusia Talgat Tadzhuddin, Mufti Chechnya Salakh Mezhiev, dan Mufti Ukraina Sayid Ismagilov ketiganya beragama Islam dari mazhab yang sama. Dari penulusuran lewat Google diketahui ketiganya merupakan sahabat karib.

Namun, rasa cinta pada tanah air telah membangkitkan jiwa patriotisme ketiga mufti tersebut. Karena kuatnya semangat nasionalisme masing-masing mufti, ketiganya kini saling berhadapan dalam sebuah perang yang oleh media dianggap sangat brutal.

Indonesia memang tidak sedang berperang. Namun bukan berarti tidak memiliki potensi perang. Terlebih ketegangan di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan yang semakin memanas setelah sederetan manuver yang dilakukan militer China di laut dan langit Taiwan.

Namun demikian, cinta tanah air atau nasionalisme bukan saja terkait melawan musuh-musuh negara dengan cara mengangkat senjata. Cinta tanah air juga memiliki arti dan makna yang luas. Salah satunya melawan serbuan produk-produk impor dengan cara lebih membeli produk-produk dalam negeri.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang saat ini dipimpin Menkominfo Johnny G Plate merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Gerakan yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2020 ini merupakan gerakan nasiona gunal mendorong masyarakat mencintai produksi dalam negeri khususnya produk usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun