Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Fatwa Jihad pada Konflik Rusia-Ukraina, Ini yang Bisa Dipetik Kominfo

13 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 13 Juni 2022   19:19 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dealybeast.com

Sejak Rusia mengawali gempurannya terhadap Ukraina pada 20 Februari 2022, perang antar dua negara jiran ini terus mengakibatkan berbagai dampak negatif. Sampai saat ini, perang yang telah mengakibatkan ribuan nyawa melayang ini, baru melibatkan tiga negara: Rusia, Ukraina, dan Chechnya yang berperang di pihak Rusia.

Ketiga negara tersebut, terutama Chechnya, memiliki populasi muslim terbesar di benua biru. Para mufti di masing-masing negara yang tengah berkonflik pun telah mengeluarkan fatwa jihadnya.

Namun demikian, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dapat mengambil manfaat dari perang fatwa jihad antar mufti di negara-negara yang tengah bertikai tersebut. 

Melalui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), misalnya, Indonesia dapat memanfaatkan perang fatwa jihad ini sebagai momen untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme. Salah satunya dengan mengampanyekan cinta produk dalam negeri.

Nasionalisme Mufti Ukraina Sayid Ismagilov 

Sabtu, 11 Juni 2022, jagat Twitter dihebohkan oleh informasi yang menyebut Mufti Ukraina Sayid Ismagilov sudah turun ke medan pertempuran. Foto sang pemimpin muslim Ukraina saat berseragam militer pun menjadi sorotan netizen.

Namun, dari MiddleEastEye diketahui bila Ismagilov sudah mengganti turbannya dengan seragam militer sejak awal invasi Rusia ke negaranya.

"Kami telah berada dalam keadaan perang brutal ini selama lebih dari dua minggu. Saya bahkan tidak ingat hari apa dalam seminggu itu, dan tanggal berapa di kalender sekarang. Dalam perang, waktu berubah menjadi satu aliran yang berkelanjutan dan sepertinya tidak pernah berakhir,"katanya seperti yang dikutip MME.

Dalam kesempatan yang sama Ismagilov pun melontarkan kecaman kerasnya kepada pemuka muslim Rusia yang menyetujui invasi Rusia ke negaranya.

"Saya mulai tidak menghormati para pemimpin agama Muslim Rusia yang telah menyetujui perang ini. Mereka tidak berada di pihak kebenaran dan keadilan, tetapi di sisi kekuatan kriminal. Dan telah memberkati pembunuhan kami dan anak-anak kita. Saya tidak akan pernah memaafkan mereka," kecamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun